Selasa, 18 Februari 2020

BENTURAN DAN QUOTE DI LAIN WAKTU

Anjrah Lelono Broto *

Christopher Colombus, tokoh utama novel ini (Lain Waktu, Elex Media Komputindo, 2019) menyapa pertama kali dengan dibangunkan oleh Elizabeth, ibunya, dengan kalimat yang cukup menghentak; “Le, bangun, Le,” (hal. 1). Bagaimana tidak, nama Christopher Colombus dengan ibu bernama Elizabeth namun ditandai dengan kata panggilan; “Le”?
     
Bagi publik penikmat sastra Indonesia, terlebih yang pernah membaca karya-karya berlatar Jawa, kata panggilan “Le” merupakan diksi komunal yang acapkali digunakan oleh orang yang lebih tua untuk menyebut generasi yang lebih muda yang menyiratkan kedekatan, keakraban, kasih sayang, kepedulian, juga perhatian. Meski, tak dapat dipungkiri, diksi ini terkadang menyiratkan pesan sindiran satir dalam konteks percakapan tertentu.
     
Hentakan di awal ini merupakan satu dari sekian benturan yang coba dicipta-tawarkan oleh seorang Hilmi Abedillah melalui novel karyanya yang berjudul Lain Waktu (2019). Selanjutnya, berlaksa benturan jatuh bertubi-tubi, meruah, dan saling menindih dengan kehadiran nama-nama tokoh lainnya seperti Marco Polo, Srikandi, Siti Hajar, Margareth, Pak Dhe, Margono, Kenshin, Bil Gates, Geronimo, dan masih banyak lagi.
     
Nama-nama tersebut merupakan sederet teks mapan dalam khazanah pengetahuan masyarakat pembaca kita. Marco polo adalah nama tokoh penjelajah samudera di era Gold, Glory, dan Gospel, menjadi diraja motivasi penjelajahan dunia. Srikandi merupakan nama salah satu istri Arjuna dalam kisah pewayangan Mahabharata. Sedang, nama Siti Hajar telah dipahami publik kita sebagai nama salah satu istri Nabi Ibrahim AS dalam Al Qur’an.
     
Rangkaian peristiwa di dalam novel ini, selanjutnya, memporak-porandakan kekaprahan  pengetahuan pada teks-teks tersebut dengan membenturkannya dengan hal-hal yang tidak berkorelasi. Semisal, ketika Bill Gates kebingungan memilih nama buat anaknya yang belum lahir, nama Adol Hitler disebut sebagai nama tetangga mereka yang meninggal karena kurapan. Dan atau, ketika istri Bill Gates meninggal, istrinya yang biasa dipanggil “Sis” saja ternyata namanya bukan “Sisilia” seperti yang dikira Colombus dan Pak Dhe. Namanya, adalah “Siskamling”, sebuah diksi yang kaprah dalam publik kita sebagai akronim dari ‘Sistem Keamanan Lingkungan”, dan bukanlah lazim untuk sebuah nama.
     
Benturan yang dihadirkan penulis novel ini semakin rumit ketika latar waktu yang mengikuti nama-nama teks mapan yang dipergunakan sebagai tokoh cerita saling tumpang tindih tidak karuan. Hingga, sukar ditentukan; kapan cerita novel ini terjadi? Sesuatu yang membenarkan tulisan endorsemen Ahmad Tohari di cover belakang buku ini bahwa penulisnya tengah mempermainkan matra ruang dan waktu.
     
Saya sempat memelihara pendapat bahwa aksi memporak-porandakan kekaprahan ini semata dilakukan penulisnya untuk menunjukkan (boleh dibaca; ‘memamerkan’) pengetahuannya tentang teks-teks mapan yang mengikuti nama-nama. Akan tetapi, pemeliharaan saya pada pendapat tersebut dimentahkan penulisnya dengan nukilan yang menyinggung tentang Shakespeare berikut ini:
     
“Lah, itu yang namaanya nama. Nama itu asal enak didengar. Nama tidak bisa diartikan dengan kaidah bahasa, walaupun sejatinya diambil dari bahasa. Microsoft itu nama yang keren, lho,” kata Bill Gates.
     
“Kau salah, nama seharusnya punya makna,” bantah Colombus.
     
“William Shakespeare, seseorang yang di dunia nyata adalah penulis, pernah berkomentar soal nama.”
     
“Bagaimana kau bisa mempercayai dia. Dia orang nyata, sedang kita hanyalah fiksi,”
     
“Apa arti sebuah nama. Batu disebut batu atau yang lain, tetap saja keras. Air disebut air atau yang lain, tetap saja lembut. …
(Lain Waktu, 2019:18-19)

Hingga saya tiba pada pendapat bahwa tentang nama terselip motif lain dari penulis, tidak semata menunjukkan pengetahuan. Ditandai dengan penyebutan nama Shakespeare dengan quote terkenalnya tentang nama tersebut.
     
Motif lain ini serupa pemberontakan terhadap sesuatu yang benar-benar telah mapan di dalam masyarakat –termasuk di antaranya logika- sebagaimana ikon yang melekat pada karya-karya sastra bernuansa absurd. Bukankah kata ‘absurd’ sendiri berarti ‘tidak masuk akal’, ‘mustahil’ (https://kbbi.web.id/absurd). Pemberontakan penulis melalui novelnya ini bisa jadi belum seliar kredo puisi Sutardji Chalzoum Bachri terhadap makna kata yang terstruktur dan di-semiologi-kan oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913), mengingat dirinya masih setia mengakui kekaprahan pemaknaan oleh publik bahwa Kenshin adalah seorang samurai dan ahli menggunakan Katana secara terbalik (Hiten Mistsurugi). Juga, Margono yang merupakan nama lain dari tokoh wayang Arjuna, yang piawai dengan busur dan anak panah. Mungkin akan menjadi sangat liar apabila nama Kenshin adalah nama seorang penggali kubur atau seorang pelaut tangkas.
     
Lepas dari perspektif kadar pemberontakan tersebut, satu hal yang mencuri perhatian adalah banyaknya dialog yang melompat-lompat ke sana ke mari. Namun, menghadirkan pesan-pesan mendalam yang layak diperjuangkan sebagai quote-nya seorang Hilmi Abedillah, sebagaimana harapannya di Kata Pengantar. Entah karena terinspirasi Pidie Baiq lewat Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991, dan Milea: Suara Dari Dilan, ada beberapa nukilan novel ini yang memenuhi 1000 syarat untuk di-quote-kanDi antaranya adalah;
    
“Setiap nama adalah doa. Kau memang tak bisa mengubah awan jadi hitam. Karena awan memang terlahir untuk jadi putih. Tetapi kau tidak tahu, anakmu dilahirkan untuk jadi apa. karena itu kau perlu memberinya makna yang menjadi doa.”
(Lain Waktu, 2019:19)
     
Kerja keras dan keras kepala sama-sama keras. Lebih keras daripada benda paling keras, batu, atau baja.
 (Lain Waktu, 2019:74)
     
Walaupun dia hebat, masih ada yang lebih hebat. Di atas langit masih ada langit. Begitu pula di dalam tanah, masih ada tanah.
(Lain Waktu, 2019:106)
     
Rumahmu perlu direnovasi menjadi rumah tangga. Kita akan hidup bersama menjamin keberlangsungan yang membawa nasihat-nasihat orang tua kita.”
(Lain Waktu, 2019:198)

Harapan saya, pembaca lain menemukan quote­ lain yang menyentuh hatinya usai membaca novel ini. Mungkin, di waktu yang lain.
***

*) Penulis, bergiat di LISSTRA.
[Disampaikan dalam acara Selasastra Boenga Ketjil #46 “Bincang Buku LAIN WAKTU” Hari Selasa, 18 Februari 2020, Pukul 19.30 – 22.30 WIB, di Warung Boengaketjil, Parimono V/40 Plandi, Jombang, Jawa Timur]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar