Judul:
Tigris
Genre: Kumpulan Sajak
Penulis:
Goenawan Mohamad
Penerbit:
DIVA Press
Terbit:
Agustus 2019
Tebal:
160 hal.
ISBN:
978-602-391-740-2
Puisi
tidak melulu berbicara tentang cinta dengan sejumlah kata-kata yang puitis
dan manis. Lebih dari itu, puisi mampu
mencatatkan segala hal dari yang paling sederhana hingga yang tak tersentuh akal manusia. Puisi
memang selalu menghadirkan kejutan-kejutan lewat daya imajinasi para
penyairnya. Goenawan Mohamad (GM), salah satu penyair Indonesia
yang sering menghadirkan kejutan-kejutan tersebut.
Inilah
yang akan dirasakan para penikmat puisi (sajak) ketika baca buku terbaru
karya GM bertitel Tigris. Judul yang sederhana, karena hanya menggunakan satu kata, tapi jangan
tanya bagaimana isinya. Tentu kaum
penjelalah alam puisi akan berulang kali dibuat takjub dengan gaya naratif yang
khas dari seorang GM, serta caranya yang luar biasa, tatkala menyajikan sejarah
di dalam puisi.
Beberapa
puisi di buku Tigris pernah hadir juga dalam kumpulan puisi Goenawan
Mohamad yang berlabel Fragmen, terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Puisi-puisi yang telah hadir antara lain: Soneta Dua Dentang, Ada Sebuah
Dinding, Marco Polo, dan beberapa puisi lain. Namun jangan khawatir, mayoritas
puisi yang menghiasi buku ini masih baru, dan belum terpublikasi di
buku GM sebelumnya.
Buku
Kumpulan Sajak Tigris menyajikan banyak hal dari sejarah yang kini
mungkin telah dilupakan, atau pura-pura
dilalaikan sebagian manusia. Mari melihat cuplikan puisi berikut:
//Pada
jam mati, /akhirnya mereka temukan waktu /yang kering //Tapi di pagar jalan ke
arah Aegea /mereka tak lagi temukan
nama-nama.//
Penggalan
puisi “Dengan Sepatu Kecil Anak-anak Menyeberang” di atas merupakan sebuah catatan
sejarah yang menyedihkan. GM mempersembahkan untuk Aylan Kurdi, sang bocah
Suriah berumur tiga tahun yang menjadi berita utama di seluruh dunia setelah
tenggelam di Laut Tengah, sebagai salah satu bagian dari krisis pengungsi
Suriah.
Seakan
lewat puisi itu, GM mengingatkan kita sebagai pembaca sekaligus manusia untuk menangkap kembali catatan sejarah yang
menyedihkan. Tujuannya, demi menyadarkan dan membangkitkan rasa simpati kita
sebagai manusia. Kita tahu perang saudara di tanah Suriah yang melatarbelakangi
peristiwa krisis pengungsi Suriah masih terjadi hingga kini. Mungkin inilah yang ingin diangkat GM pada puisinya,
agar ada kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang sampai sekarang
mengalami kesulitan.
Selain puisi di atas masih
banyak lagi puisi dalam buku Tigris karya Goenawan Mohamad. Total ada
sekitar 70 puisi, dan hampir sebagian besar berbicara tentang sejarah
yang pernah terjadi. Dan sebelum menutup
tulisan ini, saya menyampaikan satu kekurangan buku Tigris, adalah tidak adanya ilustrasi. Meskipun ini
tidak fatal, tetapi ilustrasi merupakan instrumen penting yang apabila ditambahkan di sebuah buku akan meningkatkan nilai-nilai estetiknya. Selebihnya buku Tigris memiliki banyak
keunggulan yang patut dimiliki dan dibaca tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar