Sabtu, 28 Maret 2020

Sebuah Trilogi: Puisi, Musik, dan Kopi

Khairul Mufid Jr

Bulan lalu, saya menghadiri simposium literasi Yogyakarta yang bertajuk MocoSik (12-14 Februari 2017). Sebuah kolaborasi kesenian antara musik dan buku yang diselenggarakan promotor musik Rajawali Indonesia Com dan promotor buku Kampung Buku Jogja. Dalam draf acaranya, pengunjung disuguhkan artis, pemusik, penulis, bahkan presenter: Sebut saja penyanyi Raisa, Glenn, Tompi, presenter Najwa Shihab, penulis FX Rudy Gunawan, Ahmad Nirwan Arsuka dan deretan penulis lainnya.

Para musisi itu sempat berkaca-kaca ketika ada sesi bercerita tentang kedekatannya dengan buku. Salah satunya datang dari Raisa: “Jika bukan karena ayah yang memperkenalkan aku kepada buku, aku tentu tidak menjadi seperti sekarang, bisa menulis lagu dan puisi”. Atau tamparan keras Najwa Shihab: “Membaca tak sebatas mengeja huruf. Membaca itu kerja menaut dan mengaitkan ide. Maka sebagai awal, bacalah buku sebanyak-banyaknya.”

Kisah sukses MocoSik, dengan buku sebagai tiket masuknya itu barangkali yang menginspirasi Ons Untoro, seorang penggagas acara “Puisi, Musik, dan Kopi” di Tembi Rumah Budaya Timbulharjo, Sewon, Bantul, Selasa (07/03) malam kemarin. Malam itu, puisi-puisi dilagukan, musik-musik dipuisikan, dan di tengah keheningan dan tamasya batin itu barulah kopi diseruput. Mintaraga Pakasi (pemilik PT Dua Gendhis yang bergerak di bidang perkopian), melayani tamu yang hadir dengan seduhan kopi kualitas estetis dan semantis.

Berbeda dengan kegiatan seni lain, misalnya Sastra Bulan Purnama juga di Tembi Rumah Budaya, lebih banyak diadakan di teater arena atau panggung. “Puisi, Musik, dan Kopi” di gelar di dalam ruangan dengan format round table. Rencana “Puisi, Musik, dan Kopi” kedepannya akan digelar tiga kali dalam satu tahun dengan menu yang selalu berganti-ganti. Puisi tak harus baru, bisa karya penyair tua maupun muda, tentu yang enak dilagukan (KR, 09/03).

Puisi, musik, dan kopi adalah benda mati. Puisi hanyalah kumpulan kata-kata pada tubuh kertas, yang berlembar-lembar kemudian dibendel. Musik, gitar misalkan, hanyalah enam buah kawat yang angkuh kemudian dipetik. Ataupun kopi, yang hanya ulekan gula, air, krimer nabati, dan kopi bubuk. Namun jika trilogi itu disentuh, puisi dibacakan, musik dibunyikan, dan kopi diseruput, seketika itu menggemalah orkestrasi kehidupan yang estetis dari ketiganya.

Pada konteks ini, kita dibawa untuk memadupadankan satu komponen dengan komponen lainnya yang sebelumnya belum tersentuh. “Puisi, Musik, dan Kopi” Tiga entitas berbeda, rekam jejak yang kurang begitu purna disatukan sebelumnya. Tapi pada fragmen lain membikin satu ornamen kokoh yang kalau dikembangkan akan menemukan kebaharuan dalam dunia kesenian dan dunia literasi. Antara musik dan puisi misalkan, kita tidak bisa berpaling dari kenyataan jikalau lirik lagu yang estetis dan memiliki makna mendalam adalah puisi. Atau puisi naratif yang panjang dengan anak-anak lariknya adalah lirik lagu. Keduanya mendialogkan modus budaya kreatif dalam satu rekayasa. “Membaca lagu dan menyanyikan buku” sebuah slogan cantik dalam simposium literasi MocoSik.

Tahun lalu, seorang Bob Dylan yang mempunyai latar musikus, sekonyong-konyong bisa menggondol hadiah prestisius Nobel Kesusastraan. Menyingkirkan Haruki Murakami yang adalah pesaing terberatnya, dibuktikan beberapa kali masuk nominator. Mungkin tidak hanya Murakami yang cemburu, penyanyi Katy Perry, Ariana Grande, dan Lady Gaga pun akan ngiler untuk kedepannya mengubah mazhab lirik lagunya lebih puitis dan romantis. Karena leluhur sastra sesungguhnya adalah musik. Tekslah yang membuatnya berbeda. Tanpa teks, yang ada ialah musik, sanggah Nirwan Ahmad Arsuka, suatu ketika.

Pertalian puisi dengan kopi juga tidak bisa diremehkan. Seorang penulis atau seorang alim begadang misalkan, ia tidak bisa mengeluarkan ide dan gagasan untuk menulis kalau tidak ditemani dengan secangkir kopi dan sealambum lagu. Maka tak ayal, kadangkala ia mengunjungi ruang-ruang inspirasi laiknya kedai kopi dan kafe hanya untuk menemukan ide yang kemudian dihadirkan secara imajiner, diolah, kemudian lahirlah satu karya monumental.

Sekaliber Abdurrahman Wahid, presiden dan intelektual muslim Indonesia itu adalah pecandu kopi. Dengan kopi atau berdiam di kedai kopi, adalah alasan beliau untuk mengasah kreativitas, dengan cara berdiskusi, menulis dan tentu ditemani sahabat setianya “kopi”. Masih tentang sosok Gus Dur, beliau sering mengunjungi kedai kopi saat menimba ilmu di Negeri Piramida (Mesir), tulis Greg Barton dalam buku The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid  (2003).

Ihwal tentang kopi, yang disebut penyair Inggris Sir George Sandys “sehitam jelaga dengan rasa tak biasa” itu telah memiliki pertalian simetris dengan sebuah gerak kesusastraan bahkan politik. Masih lekang dalam ingatan ketika pecahnya revolusi Perancis 1789 yang lahir dari kedai kopi, ide tentang pelepasan kejumudan ke arah tatanan kenegeraan yang modern tercipta dari sana.

Pada catatan penyair, Kopi juga dijadikan objek penciptaan puisi. Tomy Saleh salah satunya dengan puisi Catatan Kopi: “Mengunyah sore, menyesapi kerinduan/wangi kopi ini terasa senyap sayangku/aromanya menjelma dirimu/menari-nari di dalam cangkirku./Tepian cangkir kopiku sekadar tambatan perahu keluh/mampir sejenak membuah muatan galau/jika habis ini kopi, sayang/aku melaut lagi/ya, ke sana, ke samudera ganas.

Akhirnya, Trilogi “Puisi, Musik, dan Kopi” adalah protes akan Post-Cultural-Syindrome dari catatan masa silam yang menyesakkan. “Puisi, Musik, dan Kopi” bertujuan untuk menggemakan nafas kehidupan dari ketiganya. Event MocoSik, dan kuliner Literasi di Tembi Taman Budaya adalah titik awal dari proses perjumpaan literasi dengan berbagai ornamen-ornamen kehidupan lainnya.

http://khairulmufidjr.blogspot.com/2017/03/sebuah-trilogi-puisi-musik-dan-kopi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar