Sabtu, 13 Februari 2021

Kakang Gothak, Dhimas Gathuk dan ULTAH

M.D. Atmaja
 
Petang hari setelah dua lelaki, kakak beradik yang berperawakan sama menegakkan kewajiban, mereka berjalan beriringan di dalam gelap jalan pedesaan. Mereka berjalan yang awalnya dengan diam, begitu senyap. Langkah kaki pun tak terdengar di dalam udara. Tiba-tiba saja, lelaki muda yang bernama Dhimas Gathuk mengamit tangan kakaknya, Kangmas Gothak.
 
“Kang!” panggil Dhimas Gathuk pelan seperti dalam bisikan namun saudara tuanya tidak menjawab, justru semakin mempercepat langkahnya, membuat Dhimas Gathuk terseret.
 
“Kang!” panggil Dhimas Gathuk setelah tidak mendapatkan jawaban.
 
Setelah itu, tetap saja Kangmas Gothak tidak menjawab. Dengan langkah yang justru semakin memburu di dalam kegelapan jalan desa yang sepi. Sampai akhirnya, langkah kangmas Gothak menjadi pelan kembali setelah di depan mereka ada belokan ke kanan. Di sana, sebuah rumah sederhana yang sunyi telah menunggu kedatangan mereka berdua. Cahaya lampu minyak menerangi teras terlihat mobat-mabit saat melawan angin yang berhembus.
 
“Akhirnya sampai di rumah juga, Dhi!” ucap Kangmas Gothak pada adiknya yang tengah berhenti di ambang teras rumah dengan nafas ngos-ngosan.
 
“Kangmas Gothak ini kenapa apa, tho, kok jalan saja seperti dikejar maling?” tanya Dhimas gathuk yang justru langsung disambut derai tawa kakaknya.
 
“Halah, bahasamu, Dhi. Kok iya, bisa dikejar maling, harusnya maling itu yang dikejar. Eh, malah kita yang jadi dikejar maling, Dhi!” sahut Kangmas Gothak dalam tawa renyah yang cukup panjang. “Kamu tadi mau bilang apa, Dhi?”
 
“Lali, Kang!” sahut Dhimas Gathuk dengan jengkel namun kakaknya tetap tertawa renyah.
 
“Halah, ngono wae langsung mutung!” sahut Kangmas Gothak dengan cepat. “Ada apa, Dhi?” Kangmas Gothak melanjutkannya dengan pertanyaan yang dibarengi dengan senyuman manis seorang kakak.
 
“Tidak jadi, Kang. Takut kalau Kangmas justru marah!”
 
“Kalau tidak salah, tidak harus takut, Dhi. Kakangmu tidak akan marah, karena bagaimana pun juga, Kakang Gothak ini ya Bapakmu, Ibumu, Kakangmu, ya kacamu dolan.” Ucap Kangmas Gothak dengan lembut sambil membelai rambut adiknya. “Sekarang cerita saja, Dhi!”
 
“Janji, Kang?”
 
“Iyo!”
 
“Janji?”
 
“Janji, Dhi, kalau Kakang tidak akan marah!”
 
“Dhimas Gathuk pengen juga diulang-tahuni, Kang!” ungkap Dhimas Gathuk yang disertai dengan rasa takut kalau-kalau kangmasnya marah.
 
“Ah, itu saja tho? Ya besok kakang belikan es cendol!”
 
“Dhimas pengennya ngundang orang-orang, Kang!”
 
“lha, kalau itu yang susah, Dhi.”
 
“Dhimas ingin seperti orang-orang di dalam Pendopo yang sekarang sedang siap-siap merayakan ulang tahun, Kang!” sahut Dhimas Gathuk setengah mengimpi.
 
“Yang penting dari ulang tahun itu adalah syukur pada Gusti Pangeran, Dhi. Tidak perlu yang mewah-mewah. Kalau ada rejeki lebih, ya lebih baik disumbangkan saja buat infaq, buat bersedekah, seperti Bapak Karto swargi mengajarkan pada kita dahulu.”
 
“Tapi kan, Kang, Pendopo itu hanya wadah saja, hanya tempat, dan sebentar lagi diulang-tahuni, Kang! Meriah lagi, Kang. Kabarnya begitu. Banyak para ustad, santri yang akan datang ke sana. Akan seperti pasar malam!”
 
Kangmas Gothak menarik nafas panjang sambil mendengar cerita adiknya yang menggambarkan bagaimana peringatan hari jadi Pendopo akan dirayakan. Para ustad, ulama, dan juga santri yang ada di dalamnya sudah mempersiapkan dari setahun yang lalu. Dana yang dibutuhkan untuk merayakannya pun buanyaknya bukan kepalang. Dan Kangmas Gothak pun menarik nafas berat sambil menggelengkan kepala.
 
“Dhi, Allah dan Nabi, dengan tidak lelah terus mengajari kita untuk menjalani hidup ini dengan sederhana. Mengajak kita semua untuk tidak berlebih.”
 
“Kakang ini bagaimana, tho?” sahut Dhimas Gathuk yang mencoba menghalau pendapat kakaknya. “Orang-orang yang ada di dalam Pendopo itu, Kang, semuanya ulama, mereka orang yang mengerti agama. Bahkan, Kang, mereka itu mengatakan kalau mereka selalu mengikuti Nabi, sebagai pengikut Nabi. Tapi mereka merayakan ulang tahun Pendopo itu dengan meriah.”
 
“Kakang tahu, Dhimas Gathuk!” sahut Kangmas Gothak dalam senyuman. “Sederhana bagi orang seperti kita, akan berbeda dengan sederhana bagi mereka. Para santri, ulama, dan ustad yang ada di dalam Pendopo itu. Bisa saja, seperti yang selalu mereka bilang setiap hari, kalau mereka mengikuti Nabi, tapi siapa juga yang tahu dengan niat yang ada di dalam hati mereka, Dhi. Apa yang sebenarnya mereka inginkan kita tidak tahu. Dhi, ingat wejangan yang ditinggalkan Bapak Karto swargi, kalau kita harus senantiasa berhati-hati, jangan sampai kecintaan dan ibadah kita menjadi kesombongan!”
 
Ah, kakang tidak tahu kalau demi ulang tahun Pendopo mereka akan menghabiskan dana ber-T-T. T itu apa, ya Dhimas Gathuk tidak mengerti. Yang Dhimas dengar, kalau dana yang buanyak itu mereka korbankan dan digunakan merayakan karena kecintaan mereka pada Allah dan Nabi.”
 
“yah, sekarang kita memandang saja dari sini, Dhi.” Sahut Kangmas Gothak sambil membelai rambut adiknya. “Itu mungkin saja sebagai bagian dari kebahagiaan dari orang-orang di Pendopo. Semoga saja menjadi ibadah yang akan menyelematkan mereka di hari nanti. Ibadah yang selalu mereka bilang sendiri, yang seperti pengikut Nabi. Tapi kita bisa melihatnya nanti, apakah orang-orang di Pendopo itu benar-benar mengikuti Nabi atau hanya mengatas-namakan Nabi saja.”
 
“Maksud Kangmas?”
 
“Nabi mengajarkan tentang kesederhanaan dalam menjalani hidup, Dhi. Sederhana dalam menikmati kebahagiaan dan sederhana dalam menikmati penderitaan.” Jawab Kangmas Gothak dalam senyuman dan keduanya pun mengamati Pendopo yang keindahannya setiap hari semakin bertambah gemerlap dan menjulang ke langit sementara di sekitarnya rumah-rumah petani semakin lama semakin rendah dimakan tanah.

Kretek, Bantul, 8 Juni 2010. http://sastra-indonesia.com/2010/07/kakang-gothak-dhimas-gathuk-dan-ultah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar