Nurul Komariyah *
Dalam kegiatan belajar di Sekolah Dasar, utamanya siswa kelas awal yaitu kelas satu, dua dan tiga, masih banyak siswa yang merasa takut, malas, kurang semangat, kurang disiplin, tak ada kemauan kuat dalam menerima pelajaran, dan tak jarang ada yang merasa bosan, apalagi setelah lock down lama yang menjemukkan. Bagi mereka, sekolah merupakan penjara, tidak ada sesuatu yang mengesankan, menggairahkan, dan menyenangkan.
Hal tersebut hampir dialami semua siswa baik di kalangan desa maupun perkotaan, tapi sebagai seorang pendidik yang profesional, harus mampu mencari solusi dari permasalahan itu, sehingga mampu menciptakan gairah dan motivasi belajar siswa lebih optimal. Siswa kelas awal masih di taraf transisi dari dunia taman kanak menuju jejang Sekolah Dasar, yang tantangannya semakin berat.
Di sini ada beberapa tips yang diungkapkan para ahli, yang saya ulas untuk meningkatkan motivasi belajar anak sekolah Dasar. Salah satunya dari A.M. Sardiman (2005:92-94), yang didukung oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20), adanya beberapa tips meningkatkan motivasi belajar anak sekolah, yang seyogyanya dikuasai setiap pendidik:
1. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka / nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanya nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya, bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian, jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras sebagai salah satu bentuk motivasi cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif, yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Namun ulangan jangan terlalu sering dilakukan, karena akan membosankan dan menjadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, tentu akan berusaha mempertahankan, atau bahkan termotivasi meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif, dan memberikan motivasi baik bagi siswa. Pemberiannya pun pada waktu yang tepat, sehingga memupuk suasana menyenangkan, dan mempertinggi motivasi belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Membangkitkan Dorongan kepada Peserta Didik untuk Belajar
Strateginya dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan menggunakan metode yang menarik, dan mudah dimengerti siswa.
9. Membentuk Kebiasaan Belajar yang Baik
Kebiasaan belajar yang baik, dapat dibentuk dengan adanya jadwal belajar.
10. Membantu Kesulitan Belajar Peserta Didik, baik Individual maupun Kelompok
Membantu kesulitan peserta didik secara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar, terdapat beberap unsur, antara lain penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik, dengan gambar dan tulisan berwarna-warni untuk mencatat, dan mempelajari materi yang telah disampaikan.
11. Menggunakan Metode yang Bervariasi
Metode yang bervariasi sangat membantu dalam proses belajar-mengajar. Dengan adanya metode baru, tentunya mempermudah peran guru menyampaikan materi kepada para siswa.
12. Media yang Baik
Menggunakan media yang baik, serta sesuai tujuan pembelajaran. Usahakan media yang lebih variatif dan mengena, karena anak kelas awal masih berfikir taraf konkrit.
13. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat, dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Tentunya, dengan adanya beberapa ulasan diatas tidak semua langsung diretapkan ke siswa, karena perlu adanya filter di dalam penguasaan kelas. Kemandirian anak tertanam seiring pembelajaran berlangsung, dan pembiasaan-pembiasaan baik di sekolah maupun di rumah, knowledge akan dikuasai dengan konstrasi atau fokus dengan terhadap penyapaian materi. Pengembalian sindrom setelah wabah corona merupakan tantangan tersendiri bagi pendidik. Semoga generasi bangsa cerdas dalam situasi dan kondisi yang ada.
Sukodadi, 28 April 2020
*) Nurul Komariyah, M.Pd., lahir 22 September 1985 di Dusun Bagel, Sumberagung, Sukodadi, Lamongan. Mengajar di SDN Sumberaji, Sukodadi, dan aktif di Kepramukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar