Sabtu, 07 Agustus 2021

Belajar Menulis pada Motinggo Busye

Shofa As-Syadzili
 
Akhirnya selesai juga kusigi buku setebal 270 halaman ini. Buku yang menarik dan memancing naluriku untuk terus membukanya lembar demi lembar. Di dalamnya menjelaskan prihal proses kreatif 14 penulis senior. Ada yang namanya sudah sering terdengar di telinga. Ada yang belum sama sekali kuketahui. Namun, setelah membacanya, aku jadi tahu bagaimana proses kreatif masing-masing penulis senior itu dalam menelurkan karyanya.
 
Dari 14 penulis tersebut, ada beberapa yang pemaparannya sangat mengasyikkan dan tak menjemukan. Misalnya tulisan Ayu Utami, Seno Gumira Ajidarma, Ahmad Tohari dan tentunya yang akan dikupas pada tulisan ini, Motinggo Busye. Namun, bukan berarti penulis lainnya yang tidak aku sebutkan di sini, tulisannya tidak bagus. Tidak. Hanya saja aku belum mampu mencerna begitu dalam pemaparan mereka dalam buku ini.
 
Misalnya tulisan Afrizal Malna, Rasionalisasi atas Pengalaman Kreatif. Mungkin benar kata Martin Suryajaya saat acara ‘Malam Anugerah Sayembara Kritik Sastra 2017’ di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki beberapa hari lalu. Menurut Martin, tulisan-tulisan Afrizal, baik esai atau pun sajak-sajaknya selalu dipenuhi dengan kegelapan dan absurditas. Dan itulah yang kurasakan saat membaca tulisan Afrizal Malna dalam buku ini. Aku kebingungan mencari makna dan pesan yang hendak disampaikannya pada pembaca melalui tulisannya itu. Kebingunganku mungkin dikarenakan perbendaharaan kata yang kumiliki sangatlah sedikit dan minim dibandingkan olehnya.
 
Di sisi lain, ada beberapa kalimatnya mampu membius kesadaranku. Hingga kalimat itu aku beri pagar dengan tinta agar tidak dapat lari ke mana-mana. Kelak, mungkin aku butuh kalimat itu untuk menjadi bagian dari proses menulisku. Tak hanya tulisan Afrizal Malna yang aku beri pagar. Tulisan lain pun demikian juga. Aku memberinya pagar sebagai penanda agar saat aku membutuhkan, aku tak kesulitan lagi untuk mencarinya. Hanya tinggal membuka halaman buku itu dan mencari alamat dengan tanda pagar itu.
 
Dari 14 penulis dalam buku ini, semuanya ternyata menghasilkan karyanya dari ide yang di dapat di sekeliling mereka. D.Zawawi Imron, Acep Zamzam Noor, Ngurah Parsua, Akhudiat, Herlino Soleman adalah penulis yang menyerap ide dI sekitar mereka. Di sini, aku berpikir, ternyata ide itu tidak perlu dicari. Ia ada di sekitar kita. Di dekat kita. Kitalah yang memungutnya hendak diproses seperti apa ide yang masih belum tampak itu. Benar kata Darman Moenir bahwa menulis itu mengkonkretkan yang abstrak. Untuk tema ini, mungkin nanti saya akan menulis di lain kesempatan. Maklum, hanya ada dua tulisan dalam buku ini yang belum aku cerna betul. Yaitu tulisannya Afrizal Malna dan Darman Moenir. Aku masih penasaran dan ingin membacanya lagi nanti. Nuansa tulisan kedua penulis itu ada bau-bau filsafatnya, jadi ini yang membuatku penasaran.
 
Selanjutnya, aku ingin membagi resep menulis yang biasa dilakukan oleh Motinggo Busye. Jujur, aku belum membaca semua karyanya. Hanya satu yang kubaca dan kumiliki. Yakni buku berjudul “Fatimah Chen Chen”. Meski sudah sering melihat namanya pada buku-buku sastra yang dipajang di lapak buku, namun belum ada hasrat untuk memungutnya. Entah. Mungkin karena belum berjodoh. Dan kali ini, lewat buku ini, aku membaca satu lagi karya tulisnya terkait proses kreatifnya saat menghasilkan sebuah tulisan. Tak hanya itu. Ia juga membagi resep dapur kepenulisannya. Seusai membacanya aku berniat, kelak saat ke toko buku, aku akan mencari buku-buku lain dari karya penulis kelahiran Kupangkota, Lampung 21 November 1937 itu.
 
Ada tiga rahasia dapur menulis Motinggo Busye yang dijelaskannya dalam buku ini. Pertama, kalimat yang ia rangkai umumnya sangatlah singkat dan terhenti ketika merasa napas sudah selesai di situ. Dan aku merasakan betul dalam tulisannya yang kubaca dalam buku yang diterbitkan oleh KPG ini. Kalimatnya sangat ringkas. Mudah dimengerti. Dan tak perlu mengernyitkan kening.
 
Rahasia kedua dari Motinggo Busye adalah penggunaan kalimat aktif dibanding kalimat pasif. Ia mencontohkan pada kalimat ‘Mukaku ditinju Rahmat’. Kalimat ini diubahnya menjadi ‘Rahmat Meninju Mukaku’. Menurutnya, Rahmat berperan penting lebih dari peran si aku.
 
Selanjutnya rahasia ketiga dari dapur menulis Motinggo Busye adalah membuka persoalan langsung. Tanpa bertela-tele. Ia mencomot satu contoh kalimat pembuka dalam cerpen yang ditulisnya, Dalam Kelam. Kalimatnya begini :
 
“Setelah dia tidak tahu lagi tidak ada pekerjaan untuk mengatasi penganggurannya, maka dia memilih bekerja sebagai orang gila”. 
 
Tanpa ba bi bu dan deskripsi apapun, ia langsung saja ke pokok persoalan yang hendak disampaikan lewat cerpennya itu. Inilah yang kudapat dari Motinggo Busye dalam buku ini. Selain tentu juga resep menulis dari para penulis lainnya.
 
Ada satu pesan lagi dari Motinggo Busye yang belum aku utarakan, yaitu kesadaran menulis. Ia menyarankan pada kita selaku pembaca yang ingin menekuni dunia tulis menulis agar menjadi pengarang sadar. Pengarang sadar ini maksudnya pengarang yang ketika mengarang ia sadar betul apa yang dia tulis, dan sadar betul apa perasaan pembacanya ketika dia menulis. Di titik ini, aku lagi-lagi mendapat pencerahan darinya. Motinggo Busye juga istiqomah menulis seusai sholat subuh dari jam 5 pagi hingga jam 7-8. Tiga jam waktu untuk menulis ini sedikit banyak memberiku motivasi agar membiasakan diri untuk menulis seusai sholat subuh.

Jakarta, 02 September 2017. http://sastra-indonesia.com/2021/08/belajar-menulis-pada-motinggo-busye/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar