Senin, 16 Agustus 2021

Berkarya = Tantangan yang Harus Dilewati [Remy Sylado]

Remy Sylado
Pewawancara: Lona Olavia
suarapembaruan.com
 
Seni adalah ungkapan perasaan, demikianlah pernyataan yang sering kita dengar mengenai seni. Memang, jika kita renungkan sejenak, maka sesungguhnya ungkapan tersebut benar adanya. Sebab, seni itu sendiri memang merupakan ungkapan dari pengalaman-pengalaman batin seseorang yang kemudian dituangkan melalui berbagai medium seni, yang akhirnya dapat kita nikmati sebagai sebuah mahakarya.
 
Bagi seorang seniman, seperti Remy Sylado yang biasa juga ditulis dengan angka 23761 yang diambil dari chord pertama lirik lagu All My Loving karya The Beatles, berkarya adalah sebuah tantangan yang harus dilewati. Berkarya adalah menjawab tantangan dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, baik permasalahan yang ada di dalam diri sendiri maupun berbagai permasalahan yang ada di luar diri.
 
Keinginan-keinginan untuk memecahkan permasalahan itulah yang mengakibatkan kan seorang seniman berkarya dan terlihatlah bahwa setiap bentuk karya seni memuat unsur-unsur budaya. Kemudian dengan menggunakan berbagai ungkapan yang dipilihnya, maka lahirlah sebuah potret tentang kebudayaan.
 
Kesenimanan Remy Sylado tak diragukan lagi. Budayawan yang berkecimpung dalam seni musik, seni rupa, sastra, dan teater ini membuat dirinya pantas menjadi salah satu seniman komplet yang digemari masyarakat Indonesia.
 
Pada tahun 2002, sosok budayawan populer seangkatan dengan WS Rendra ini mendapat penghargaan Sastra Khatulistiwa untuk karya novelnya. Kemudian, pada tahun 2003 mendapat penghargaan Festival Film Bandung (FFB) sebagai aktor terpuji untuk aktingnya di film. Pada tahun yang sama, Remy meraih Anugerah Indonesia untuk karya-karya teater musikalnya.
 
Tak hanya itu, pria kelahiran Makassar 12 Juli 1945 silam itu, tiga tahun kemudian (2006) juga berhasil memenangi anugerah sastra terbaik oleh Pusat Bahasa untuk novelnya. Serta, meraih penghargaan dari Istana Wakil Presiden sebagai satu-satunya kritikus musik dan Anugerah Satya Lencana Kebudayaan dari negara, karena kepeloporannya di bidang kesenian kontemporer.
 
Dalam kariernya yang serbabisa, Remy Sylado pun sering didaulat menjadi pembicara kunci bidang sastra dan bahasa, di universitas-universitas di dalam dan luar Indonesia.
 
Berikut, hasil wawancara seniman komplet yang bernama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong dengan SP, di kediamannya daerah Cipinang Muara, Jakarta, baru-baru ini.
 
Bagaimana pandangan Anda terhadap budaya bahasa yang diasimilasi?
 
Bahasa Indonesia sebenarnya jangan harus dicurigai dan diharuskan menjadi bahasa asli Nusantara. Sebab, bahasa Indonesia sesuai namanya Indo, artinya dapat menyerap segala macam kosakata dari lintasan budaya yang masuk ke Indonesia.
 
Jadi, harus selalu terbuka untuk menyerap, tapi sebelum menyerapnya harus disesuaikan dahulu dengan lafal kita. Lagi pula, itu hal biasa dalam sebuah bangsa yang modern. Namun, kita harus memiliki kesepakatan untuk menjaganya, supaya dapat mencapai tingkat yang mulia.
 
Bagaimana cara melestarikan bahasa Indonesia?
 
Bahasa Indonesia dapat kita lestarikan lewat karya sastra, karena gawang bahasa dilihat dari kemampuan sebuah bangsa dapat menciptakan karya sastra. Pasalnya, penggunaan bahasa dalam karya sastra dinilai sebagai peranti yang paling asasi.
 
Sejauh mana perkembangan karya sastra di kalangan anak muda?
 
Saya nilai sudah maju. Itu terlihat dari banyaknya karya sastra yang ditulis dengan latar remaja yang lazim disebut teenlit. Saat ini, peluang untuk menjadi penulis sangat terbuka lebar, tidak seperti pada tahun 60-an. Dulu, untuk menjadi pengarang, orang harus melalui sebuah persyaratan yang sulit, layaknya melamar menjadi wartawan di media cetak. Kalau, sekarang kan sudah tidak lagi.
 
Sekarang soal seni musik. Bagaimana menanggapi alat musik dan lagu tradisional yang diklaim milik bangsa lain?
 
Kita harus melihat persolan itu dengan sedikit arif. Sebab, sebagian besar orang yang mengklaim itu adalah orang Indonesia yang menjadi imigran lalu menjadi
 
warga negara sana. Mereka sudah tinggal di sana sejak tiga turunan dan sering dinyanyikan lagu Indonesia oleh neneknya, sehingga otomatis lagu ataupun alat musik itu menjadi satu kesatuan dengan bangsa tersebut. Jadi, janganlah kita terlalu panas melihat masalah itu.
 
Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya muncul lagi?
 
Pemerintah harus secepatnya memasukkan kekayaan bangsa Indonesia ke dalam Undang-Undang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
 
Mengenai seni rupa, apa pengaruh teknologi terhadap perkembangan seni rupa, khususnya seni lukis?
 
Semakin canggihnya teknologi yang mengakibatkan orang bisa mendesain dengan menggunakan komputer berdampak pada bermunculannya variasi-variasi baru dalam dunia lukis. Jadi, mau tidak mau, kita harus melihat itu sebagai perkembangan proses kebudayaan.
 
Contohnya, dahulu orang bikin animasi hanya dengan menggambar di secarik kertas, namun sekarang bisa tiga dimensi dengan menggunakan komputer. Maka dari itu, kita harus melihatnya sebagai penemuan bentuk seni rupa baru, yaitu seni rupa yang bisa bergerak.
 
Soal seni pertunjukan, kenapa dunia teater kita terkesan lambat berkembang?
 
Menurut saya, itu disebabkan empat hal. Pertama, pola berpikir kita tentang teater di Indonesia, pada umumnya masih terbatas pada model tahun 50-an dan 60-an. Jadi, melihat cara mengucapkan intonasinya dianggap harus mengeluarkan urat nadi. Kedua, teater kita tidak bisa memasuki dunia orang membutuhkan. Maksudnya, kurang bisa menghadirkan tontonan yang baik dan bermutu.
 
Ketiga, kurang ada kemauan dan juga keberanian dari para sineas teater untuk keluar dari model tahun 50-an dan 60-an, serta menyajikannya secara unik. Keempat, ada dilema yang muncul antara ingin menjadi teater Barat dan ke-indonesiaan.
 
Bagaimana cara menumbuhkan teater?
 
Sineas teater kita harus berusaha keras berpikir baru, supaya teater Indonesia dapat menjadi bagian yang dibutuhkan. Caranya, dengan menyajikan cara pertunjukan yang baru. Misalnya, seperti yang dilakukan sineas dalam menyajikan pertunjukannya di beberapa kafe di kota Paris atau disebut teater kafe.
 
Selain itu, kita juga harus bisa memahami secara betul istilah modern teater tahun 50-an yang berorientasi pada sastra dan 70-an antara gagasan barat dan pola tradisonal, yang hanya sebatas pengertian kontemporer.
 
Sementara di abad 21 ini. dengan hadirnya komputer, kita harus bisa memanfaatkannya secara optimal untuk mengembangkan pertunjukan teater moderen. Sehingga, pertunjukan itu mampu memberikan dua sisi hal yang menarik kepada penonton, yaitu sisi hiburan dan sisi kekayaan intelektual.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/10/berkarya-tantangan-yang-harus-dilewati-remy-sylado/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar