Jumat, 03 September 2021

MASALAH KEGIATAN APRESIASI SASTRA (21)

Djoko Saryono *
 
/1/
Dalam dunia kehidupan sastra sering disebut-sebut ihwal sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, penelitian sastra, dan apresiasi sastra. Para pakar sastra, pengajar sastra, dan penikmat sastra merasa mantap dan yakin akan kehadiran sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Hal ini sudah tidak dipersoalkan lagi karena sosoknya begitu tegas dan kuat. Tidak demikian halnya dengan apresiasi sastra. Apresiasi sastra masih sering dipertanyakan sosoknya. Apakah gejala-gejala yang menandai kehadirannya dan bagaimanakah sosoknya? Berdasarkan pertanyaan ini, kita perlu mengenali dan membahas gejala dan sosok kehadiran apresiasi sastra dalam kehidupan sastra.
 
Berdasarkan pengenalan dan pembahasan sebelumnya dapat diketahui gejala-gejala yang menunjukkan kehadiran apresiasi sastra sekaligus pendorong-pendorongnya. Kepedulian dan pengindahan karya sastra oleh masyarakat umumnya, pelisanan karya sastra sekaligus penikmatannya, omong-omong tentang karya sastra oleh berbagai kalangan, dan lomba-lomba pembacaan karya sastra merupakan gejala umum-awam yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, gejala khusus-teknis terlihat pada ditulisnya buku artikel, dan tulisan lain yang mengklaim sebagai tulisan apresiasi sastra, adanya rubrik-rubrik di media massa yang bertajuk apresiasi sastra, adanya pencantuman dan pemformalan istilah apresiasi sastra ke dalam berbagai bidang terutama kurikulum sekolah, dikerjakannya penelitian-penelitian bernama kemampuan apresiasi sastra, dan pertemuan-pertemuan ilmiah yang membahas apresiasi sastra.
 
Semua itu didorong oleh faktor internal dan eksternal karya sastra. Secara internal tampaknya karya sastra memang mampu menuntut masyarakat untuk memerhatikan dan menikmati kehadirannya. Secara eksternal tampaknya masyarakat memang membutuhkan karya sastra demi kepenuhan dan kelengkapan hidupnya sebagai manusia. Ini menandakan bahwa kehadiran apresiasi sastra harus diterima.
 
Penerimaan kehadiran apresiasi sastra menuntut digambarkannya sosok apresiasi sastra. Gambaran sosok apresiasi sastra sudah diuraikan sebelumnya. Hakikat, pengertian, pokok persoalan, lingkup bahasan, status kehadiran, tujuan dan fungsi, dan keberlangsungan apresiasi sastra ternyata demikian jelas sehingga dapat dibedakan dengan sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra dan penelitian sastra. Demikian juga gambaran sosok pengapresiasi sastra, sebagaimana dibahas di muka, menunjukkan perbedaan dengan gambaran sosok ahli atau pakar sejarah sastra, teori sastra, kritikus sastra dan peneliti sastra. Ini semua menandakan bahwa kehadiran apresiasi sastra layak ditempatkan sejajar dengan kehadiran sejarah, sastra teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra.
 
Kesejajaran tempat tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimanakah makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Pertanyaan ini timbul karena sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra bermakna jelas bagi kehidupan sastra. Kekukuhan dan ketegasan kehadiran bidang-bidang ini justru karena kejelasan maknanya bagi kehidupan sastra. Agar kehadiran apresiasi sastra menjadi kukuh dan tegas kiranya diperlukan pula peninjauan maknanya bagi kehidupan sastra.
 
/2/
Sebagaimana diketahui bahwa kehadiran karya sastra mendahului sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Karya sastra jauh lebih dulu hadir. Hal ini menandakan bahwa karya sastra dapat tetap hadir atau hidup tanpa kehadiran sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan karya sastra menjadi semarak dan berarti berkat tunjangan keempat bidang tersebut. Ini berarti kehadiran keempat bidang tersebut memiliki makna bagi kehidupan sastra meskipun kehidupan sastra sebenarnya tidak memprasyaratkannya.
 
Kehidupan sastra terbukti makin baik dan bermutu berkat kehadiran empat bidang tersebut. Sejarah sastra telah memetakan kurun demi kurun kehidupan sastra beserta segala cakrawalanya. Teori sastra telah menyumbangkan gambar-gambar tentang anatomi sastra demi peningkatan kehidupan sastra. Kritik sastra telah memberikan masukan-masukan berharga mengenai kelebihan dan kekurangan karya sastra sehingga dapat dijadikan cermin kehidupan sastra. Penelitian sastra telah memberikan informasi tentang lekuk liku karya sastra dan kehidupan sastra sehingga daripadanya kehidupan sastra makin terpahami secara baik.
 
Lalu apa makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Sumbangan atau peranan apakah yang bisa diberikan apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Sebagaimana keempat bidang tersebut, apresiasi sastra memiliki makna dan peranan bagi kehidupan sastra. Makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra terletak pada kemampuannya memberikan tanah tumbuh dan kembang yang baik bagi kehidupan sastra. Dikatakan demikian karena apresiasi sastra, sebagai sudah dikemukakan dalam buku ini, merupakan tempat perjumpaan, pertemuan, dan perjamuan yang akrab dan manusiawi antara pengapresiasi sastra dan karya sastra. Di sini keduanya berkomunikasi, saling memberi makna, menghargai tanpa prasangka, dan mengembangkan diri. Ini membuat baik pengapresiasi sastra maupun karya sastra tumbuh dan berkembang secara lebih baik.
 
Semakin mantap dan kukuh kehadiran apresiasi sastra, semakin baik dan bermutu kehidupan sastra. Karena itu, kehadiran apresiasi sastra perlu dipermantap dan diperkukuh. Di samping dipikirkan dan dikembangkan tubuh pengetahuannya, kegiatan-kegiatan apresiasi sastra yang merupakan realisasi perjumpaan, pertemuan, dan perjamuan pengapresiasi dengan karya sastra perlu dikembangkan dan ditingkatkan jumlah dan mutunya. Kegiatan-kegiatan apresiasi sastra seperti membaca karya sastra, melisankan karya sastra, menyimak pelisanan karya sastra, mendiskusikan karya sastra, dan menulis tentang karya sastra perlu makin ditingkatkan dan diintensifkan agar kehidupan sastra makin baik. Di sinilah makna kehadiran apresiasi sastra bagi kehidupan sastra.
 
/3/
Sebagaimana sudah disinggung di bagian akhir uraian di atas, kegiatan apresiasi sastra beraneka ragam. Keragaman ini timbul karena karakteristik pengapresiasi, perkembangan-perkembangan dunia apresiasi sastra, dan lingkungan yang memengaruhi dunia apresiasi sastra. Karakteristik pengapresiasi di sini bisa berupa taraf keterpelajaran dan tingkat pendidikan, taraf kepositifan sikap dan perilaku, motif dan tujuan melakukan apresiasi, dan bentuk atau karakteristik karya sastra yang diapresiasi. Perkembangan dunia apresiasi di sini bisa berupa kecenderungan kegiatan apresiasi, sarana dan wahana untuk melakukan apresiasi, pikiran dan gagasan tentang apresiasi, dan pengalaman-pengalaman tentang apresiasi. Selanjutnya lingkungan yang memengaruhi kegiatan apresiasi bisa berupa berkembangnya keberaksaraan, kelisanan sekunder, media massa baik cetak maupun elektronis, bisnis pertunjukan, dan taman-taman kesenian atau budaya serta kegiatan-kegiatan kesenian atau sastra.
 
Bagaimanakah wujud keanekaragaman kegiatan apresiasi sastra itu? Wujud keanekaragaman ini tampak dari bermacam-macamnya kegiatan kesastraan yang bisa digolongkan ke dalam kegiatan apresiasi sastra. Kegiatan-kegiatan itu, sebagaimana sudah disinggung pada bagian akhir di atas, di antaranya (1) membaca(kan) karya sastra, (2) melisankan karya sastra, (3) menyimak pelisanan karya sastra, (4) mendiskusikan karya sastra, dan (5) menulis tentang karya sastra. Kelima wujud kegiatan ini tidak hierarkis, tetapi linier, bahkan koordinatif-sinkronis. Maksudnya, melisankan karya sastra tidak selalu lebih sulit daripada membaca sastra; menyimak pelisanan karya sastra lebih mudah daripada mendiskusikan karya sastra; demikian seterusnya. Meskipun demikian, memang harus disadari bahwa melisankan karya sastra, mendiskusikan karya sastra, dan menulis tentang karya sastra terjadi setelah dilakukan membaca karya sastra. Khusus menyimak pelisanan karya sastra dapat terjadi setelah ada melisankan karya sastra.
 
Wujud-wujud keanekaragaman kegiatan apresiasi tersebut akan dibahas pada seri-seri berikutnya. Pembahasan khusus dan tersendiri perlu dilakukan agar gambaran lebih lengkap dan utuh mengenai apresiasi sastra dapat diketahui mengingat pentingnya apresiasi sastra sebagai unsur pengukuh kehadiran apresiasi sastra dan penyubur kehidupan sastra. Ihwal wujud keragaman kegiatan apresiasi sastra yang disebutkan tersebut bukan hal baru, sudah banyak kalangan sastra yang mengetahuinya. Demi kejelasan dan kegunaan keanekaragaman kegiatan apresiasi sastra dibahas kembali.
 
Bersambung 22

*) Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd., Guru Besar Jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra pada kampus UNM (Universitas Negeri Malang). Telah banyak menghasilkan buku, artikel apresiasi sastra, serta budaya. Dan aktif menjadi pembicara utama di berbagai forum ilmiah kesusatraan tingkat Nasional juga Internasional. http://sastra-indonesia.com/2021/09/masalah-kegiatan-apresiasi-sastra-21/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar