Selasa, 17 September 2019

Merembukkan Sastra di Bondowoso

Nur Taufik *

BEBERAPA hari yang lalu, saya mendapatkan pesan dari salah satu teman penyair melalui facebook. Pesan tersebut berisi agenda kegiatan sastra. Sebagai orang yang menyukai sastra, saya tertarik untuk datang pada acara dimaksud. Tapi saya tidak langsung memastikan, apakah bisa atau tidak pada teman yang menggagas acara tersebut. Insya Allah! jawab saya singkat membalas kebaikannya melalui WA. Saya langsung menghubungi teman penyair lain yang pernah intens di dunia sastra minimal dia masih menulis puisi walaupun sebatas di medsos. Diapun merespon baik dan ternyata dia juga dapat undangan yang sama.

Saya memandang ada semangat keterpanggilan dalam diri teman yang bertanggung jawab pada acara sore hari itu untuk merebbukkan bagaimana keadaan dan keberadaan sastra khususnya di Kabupaten Bondowoso. Ada keinginan kuat darinya dan para penggiat sastra sedaerah untuk pulang pada Bondowoso sehingga bisa bersama-sama memulai langkah awal bagaimana menyatukan komitmen terhadap sastra.

Pada hari yang ditentukan, Alhamdulillah saya bisa merapat ke tempat acara yang bertempat di GOR Pelita Bondowoso. Sampai disana, saya terlebih dahulu menikmati pameran seni rupa tingkat nasional yang digelar Dewan Kesenian Bondowoso (DKB). Beberapa pengunjung terlihat sibuk mengambil gambar dengan pose berlatar belakang lukisan yang ada. Satu persatu tamu undangan Rembuk Sastra berdatangan termasuk perwakilan dari Dewan Kesenian Situbondo (DKS). Kami sempat duduk lesehan saling berbagi pengalaman termasuk membicarakan persoalan sastra yang ada di daerah masing-masing. Acara dimulai sehabis adan Ashar dengan terlebih dahulu pembacaan puisi dari beberapa penyair atau penggiat seni dan sastra baik dari berbagai daerah tetangga termasuk dari Dewan Kesenian Bondowoso.

Ketua Dewan Kesenian Bondowoso (DKB) yaitu Budi Amin mengapresiasi kegiatan dimaksud dan sangat mendukung. Dalam diskusi dengannya, ada beberapa hal yang disampaikan terkait keberadaan sastra. Di antaranya, bagaimana seseorang sastrawan mampu mempertanggungjawabkan karya yang ditulisnya. Fenomena ini menarik untuk dibicarakan. Terkadang kita menjumpai pada beberapa even sastra seperti contoh lomba cipta atau baca puisi, jurinya tidak punya kapasitas di sana. Itu terbukti misalnya, terkadang beberapa pendamping peserta komplain terhadap jurinya atau bahasa mudahnya tidak percaya pada kapasitas jurinya. Seharusnya pada setiap even perlombaan, juri diambilkan dari orang yang memang berkompeten.

Kalau tidak ada di daerah tersebut karena tidak terekspos atau memang tidak ada seperti yang diinginkan, maka solusinya adalah mendatangkan dari luar daerah. Hal itu merupakan sesuatu yang wajar dilakukan khususnya dalam lomba berkenaan dengan sastra. Saya pernah terlibat di kepanitiaan lomba cipta puisi dan jurinya mengambil orang dari luar kabupaten. Itu sangat saya rasa wajar dan banyak dilakukan di berbagai daerah. Bisa jadi mengambil juri dari luar karena menjaga kepercayaan agar sama-sama tidak saling curiga adanya keberpihakan pada kelompok atau orang tertentu. Walaupun dugaan itu tak selamanya benar sesuai apa yang menjadi kecurigaan. Tapi kita jangan sampai total menyalahlan panitia karena tidak sesuai dengan idealisme yang ada. Bisa jadi hal itu terpaksa dilakukan karena keterbatasan demi keterbatasan yang ada. Misalnya minimnya ketersedianya anggaran yang memungkinkan untuk melakukan langkah-langkah sesuai keinginan semua pihak. Darisinilah pentingnya duduk bersama dan mengatasi masalah sekaligus saling memahami posisi masing-masing. Itu contoh persoalan yang dialami di dunia sastra seperti di Bondowoso.

Di dunia pendidikan juga mengalami persoalan berkaitan dengan sastra. Ambil contoh kecil, beberapa guru yang membidangi Bahasa Indonesia belum mampu membuat siswa-siswinya berlomba-lomba menulis, memahami, dan mencintai karya sastra. Bahkan kita terkadang sebagai guru tidak sempat mengapresiasi dan membantu para siswa dan siswi bagaimana mengartikan karya sastra yang butuh interpretasi seperti puisi.

Ketika ada salah seorang teman dosen bercerita tentang salah satu lembaga pendidikan dimana guru Bahasa Indonesia mewajibkan para siswa-siswinya untuk membuat karya sastra yaitu cerpen dan memfasilitasi bagaimana karya para siswanya menjadi buku kumpulan antologi cerpen sebagai syarat kelulusan, saya termasuk orang yang bangga dan bahagia mendengarnya. Walaupun itu tidak seberapa dibandingkan jumlah lembaga pendidikan yang ada dan melakukan hal serupa untuk merawat tradisi dalam dunia sastra.

Dulu saya pernah mengusulkan kepada salah satu panitia lomba cipta puisi antar sekolah MA tingkat Kabupaten Bondowoso pada even Aksioma untuk membukukan karya siswa. Namun hal itu masih menjadi pertimbangan dan sampai saat ini belum ada solusi atau jalan yang menggembirakan. Tapi tidak masalah apalagi sifatnya cuma usulan. Belum menyentuh pada ranah kewajiban dan kebutuhan. Panitia hanya berkewajiban memfasilitasi pemenang lomba untuk diadu pada tingkat yang lebih tinggi dari kabupaten, provinsi sampai nasional. Mengenai pembinaan atau hal-hal lain, biasanya dipasrahkan kepada yang bersangkutan dan sekolah yang mengirimkan.

Kembali lagi pada persoalan Rembuk Sastra yang mengusung tema Menerka Perkembangan Sastra di Bondowoso setidaknya ada beberapa hal yang dihasilkan. Di antaranya mengeventarisir para penggiat sastra di Bondowoso serta karya-karyanya, dan duduk bersama untuk menciptakan penguatan forum-forum sastra sekedar ngopi dan berdiskusi. Rembuk Satra yang digelar setidaknya menjadi langkah awal bagaimana perjalanan dan pengembangan sastra di Bondowoso.

*) Penulis adalah guru Bahasa Indonesia MA Nurut Taqwa Grujugan Cermee Bondowoso.
https://radarjember.jawapos.com/2019/07/05/merembukkan-sastra-di-bondowoso/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar