Rabu, 04 September 2019

Para Pemuda Banyuwangi Mengkampanyekan Sastra Pedesaan

Penulis: Widie Nurmahmudy
Editor: Mas Garendi
jatimplus.id

Sempat dikira sinting. Tidak ada angin, hujan dan pemberitahuan, sejumlah muda mudi tiba tiba berteriak. Di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Blambangan, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, mereka melepaskan ekspresi. Mendeklamasikan bait puisi.

Suara yang terdengar berubah ubah. Terkadang pilu menyayat. Terkadang  meraung, menggeram, melengking tinggi serupa binatang kesakitan yang diburu. Ada kalanya berteriak lantang berwibawa, ditingkah gelak tawa. Tidak sedikit yang mengernyitkan dahi. Banyak pengunjung RTH Blambangan yang kurang mengerti.

“Bahkan kami sempat diteriaki pengunjung RTH. Dikira gila. Karena memang tidak ada woro woro sebelumnya, “kenang Mohammad Syahrum Munir salah seorang penggagas komunitas Selapan Sastra RTH Blambangan Banyuwangi. Bukannya surut. Bagi mereka teriakan orang orang  yang tidak mengerti justru menjadi lecutan cemeti.

Peristiwa itu berlangsung akhir 2018 lalu. Di tangan para pemuda pecinta sastra  RTH telah menjelma bak panggung terbuka. Sebuah pentas dengan sebagian penonton yang tidak mengerti. Dan muda mudi penghayat sastra itu “tidak peduli”. Mereka semakin menggila berekspresi. Yang terpenting, pesan berkesenian mereka telah tersampaikan. “Bagi kami itulah tantangannya, “kata Munir.

Dalam durasi 15 menit, penampilan para pemuda itu telah membuat goresan besar di dunia sastra.  Mendobrak stigma sastra. Sastra yang selama ini masih dianggap eksklusif, yakni khususnya di wilayah Banyuwangi. Stigma yang mengganjal eksplorasi sastra menjadi tidak maksimal.

Bisa dibilang cukup mujur. Usai pagelaran puisi di RTH Blambangan para pemuda ini bertemu Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Banyuwangi. Oleh ketua lembaga seni yang berafiliasi dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU) itu mereka mendapat suport positif.

Taufik WR memberikan ruang kepada komunitas Selapan Sastra untuk lebih mengenal dan melestarikan sastra sebagai bagian dari budaya. “Kami mendapat respon positif dari Pak Taufik WR selaku Ketua Lesbumi Banyuwangi. Dan itu membuat kami semakin bersemangat, “terang Munir.

Gagasan Warung Kopi

Dari mana ide komunitas sastra berasal ?. Mohammad Syahrum Munir dengan enteng menyebut warung kopi. Tepatnya obrolan warung kopi. Sebuah tradisi silaturahmi ringan. Kumpul kumpul, kongkow, bicara ngalor ngidul sambil menikmati kehangatan kopi.

“Benih gagasan itu tiba tiba bergulir, “katanya. Para pemuda itu menginginkan sebuah wadah yang bisa menampung ide kreatif tentang sastra. Sastra yang inklusif. Membumi. Yang bisa dinikmati semua orang, memercik di semua tempat dan bisa dilakoni siapa saja tanpa harus dibebani embel embel identitas sastrawan.

Bukan sastra yang eksklusif. Berjarak. Memucuk diatas menara gading. Yang hanya bisa dilakukan dan dinikmati segolongan orang. “Setelah melalui proses diskusi, maka kami menyepakati nama Selapan Sastra. Terbentuk pada November 2018,  “jelas Munir.

Dalam perhitungan Jawa, selapan berarti 35 hari. Sejak terbentuk, dalam waktu 35 hari, para sastrawan muda Banyuwangi itu berpentas membacakan puisi. Uniknya, pentas baca puisi itu dilakukan dari desa ke desa. Berpanggung di balai desa atau ruang terbuka hijau. 

Selain berpentas, mereka juga menenggelamkan diri ke dalam kehidupan masyarakat. Mereka menyerap apa saja yang terjadi di masyarakat. Apa saja yang dikeluhkan dan dibutuhkan. Lalu semuanya disuarakan. Menjadi bahan bakar puisi yang tidak habis habis.

“Pada bulan puasa lalu, kami bisa membuat acara dua kali, “paparnya. Sejak berdiri komunitas Selapan Sastra tercatat sudah 9 kali berpentas. Di setiap acara memadukan seni membaca puisi, monolog dan musikalisasi puisi. Di pentas yang ke-9, semakin banyak pihak yang terlibat.

Ekspresi seni para pemuda Muncar, Tegaldlimo, Cluring dan Genteng mendapat dukungan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Dalam pentas itu mereka mengusung tema “Sastra Dari Desa”.

Diluar itu juga digelar diskusi bersama sejumlah sastrawan Banyuwangi, yakni diantaranya Fatah Yasin Nor dan Taufik WR Hidayat serta Agus R Subagyo alias Rego Ilalang yang menjadi bintang tamu. “Anggota kami beragam, ada yang pedagang, guru, mekanik, tukang kayu, jual air, siswa, mahasiswa. Kami ingin menunjukkan bahwa pemuda desa juga mampu bersastra,” kata Munir.

Munir yang hanya berbekal ijazah formal Madrasah Aliyah dan sehari hari berjualan kopi itu tidak menyangka embrio yang digagas bersama itu telah berkembang pesat. Banyak yang ingin bergabung dengan antusias tinggi. Kawasan Muncar yang selama ini hanya dikenal sebagai daerah penghasil ikan dan industri pengalengan terbesar di Indonesia, ternyata mampu menjadi tempat persemaian sastra yang subur.

Slamet Ari Wibowo atau dikenal dengan nama pena SAW Notodiharjo juga berpendapat serupa. Slamet yang juga salah satu penggagas Selapan Sastra merasa mimpi memperkenalkan sastra di desa desa menemukan jalan nyata. Road show pentas puisi berlari kencang. Bahkan menjelang pentas di bulan Agustus mendatang, Slamet telah menyiapkan Antologi Puisi para penyair  komunitas Selapan Sastra.

“Kami memang bermimpi memasyarakatkan sastra di desa desa, “kata Slamet yang juga berprofesi sebagai seorang pendidik (guru) ini.

https://jatimplus.id/ketika-para-pemuda-banyuwangi-mengkampanyekan-sastra-pedesaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar