Persamaan Penokohan dalam Tokoh Orang-orang Bloomington Karya Budi Darma
Judul : Orang-Orang Bloomington
ISBN : 9786023850211
Penulis : Budi Darma
Penerbit : Noura Book Publishing
Tanggal terbit : Cetakan kedua, Agustus 2016
Jumlah Halaman : 316
Saat pertama kali membaca judul buku kumpulan cerpen karya Budi Darma ini, hal yang terlintas dalam benak saya adalah bagaimana gambaran tentang sebuah kota kecil di negara Amerika sana. Bloomington, begitu kira-kira kota yang akan digambarkan dan sekaligus menjadi setting utama terbentuknya tujuh karya mahadahsyat yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Membaca kolom komentar dari salah seorang tokoh sastrawan yang cukup terkenal di sampul muka buku ini, yang kurang lebihnya bertuliskan seperti ini, “ Jika saya diminta menyusun daftar buku kumpulan cerpen Indonesia terbaik yang wajib dibaca maka buku ini (baca; Orang-orang Bloomington) ada dalam buku itu 1. “ Melihat endorsement ini saya tidak perlu ragu dan bertanya kembali tentang mutu cerita yang ada di dalamnya.
Sebenarnya buku ini bukan merupakan buku baru dari Budi Darma. Ya, setidaknya pada tahun 1980 ketika baru pertama kali kumpulan cerpen ini diterbitkan oleh Sinar Harapan, nama-nama seperti Yorick, Joshua Karabish, Ny. Mc Milan, dan Orez sudah begitu melekat di pikiran para pembacanya. Karakteristik indivudu yang khas, pengambaran tokoh yang kuat dan unik inilah yang kemudian oleh Agus Noor mampu menjadikan karya ini sebagai kisah-kisah yang akan tetap memikat dibaca dari zaman ke zaman. Karena dianggap mampu menggugah pergulatan batin dan pikiran manusia yang paling dasar. Tujuh cerpen yang melegendaris itu diantaranya adalah ; Lelaki Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorick , Ny Elberth, dan Charles Lebaurne. Yang masing-masing judul tersebut diambil dari nama-nama tokoh yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut, terkecuali dalam Keluarga M. Budi Darma senggaja tidak memberi judul cerpen ini dengan sebuah nama. Nama-nama dan karakter yang tercipta dalam cerpen ini setidaknya mungkin tidak terlalu kuat untuk merespresentasikan cerita yang akan dibawahinya. Maka pemilihan judul Keluarga M yang merupakan inisial dari setiap nama dalam keluarga tersebut dipilih sebagai satu-satu nya judul yang tidak menggunakan sebuah nama tokoh
Pada saat cetakan pertamanya Budi Darma melalui kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington mendapat penghargaan Souteast Asian Writing Award (S.E.A) pada tahun 1984. Sebuah penghargaan yang sama pernah diberikan kepada Seno Gumira Ajidarma pada tahun 1997 dan Remi silado pada tahun 2015. Penghargaan ini langsung diberikan oleh keluarga kerajaan Thailad sebagai apresiasi untuk para penyair dan penulis di Asia tenggara. Bersamaan dengan peluncuran buku Orang-orang Bloomington pada cetakan ke-empat bulan agustus yang lalu. Budi Darma kembali mendapatkan penghargaan dalam acara Asean Literary Festival yang diselengarakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Penghargaan ini diberikan kepada Budi Darma atas dedikasinya sebagai penulis senior yang telah berkontribusi terhadap komonitas literasi di Indonesia. Bahkan Okky Madasari selaku direktur program Asean literary festival ketiga tahun 2016 lalu, dalam sambutanya menyebutkan bahwa karya Budi Darma mempunyai pengaruh atau inspirasi bagi generasi-generasi muda, bahkan tidak hanya pada malam itu saja, melainkan sudah sejak beberapa waktu yang telah lalu (Dikutip dari sambutan Okyy Madasari dalam the 3th Asean Literary Festival 2016).
Salah satu daya tarik dan yang akan kita bahas lebih lanjut dalam kumpulan cerpen ini adalah adanya penokohan yang kuat dalam setiap tokoh yang ada dalam Orang-orang Bloomington. Sebelum berbicara jauh tentang penokohan dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Setidaknya kita perlu tau apa itu hakekatnya penokohan dan apa hubungannya dengan tokoh. Secara sederhana penokohan dapat dikatakan sebagai karakteristik, sifat lahir, pemikiran tokoh, serta cara lain pengarang membuat hidup tokoh-tokoh yang ia ciptakan. Penokohan sering disamaartikan dengan karakter dan perwatakan tokoh, yang keduanya merujuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dalam sebuah cerita. Untuk menjawab pertanyaan tentang penokohan kita bisa bertanya misalnya tentang, “ Sifat apa yang membuat Ny. Nolan ditinggal pergi suaminya? “ atau “Apa yang paling tidak disukai Orez ? “dan sebagainya.
Baldic dalam Nurgiantoro (2001;37) memperjelas penokohan (characterization) sebagai penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung maupun tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan3. Pengambaran tokoh secara tidak langsung oleh penggarang, misalnya dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington, kita bisa mengatakan watak Ny. Mac Milan adalah seorang individualis tanpa kita harus menemukan kata individualis itu dalam cerpen. Hal ini bisa kita tentukan dengan melihat salah satu dialog yang diucapkannya kepada tokoh saya. “Jangan lah mengurusi kepentingan orang lain dan jangan mempunyai keinginan tahu tentang orang lain.” (Laki-laki tua tanpa nama ; 2) atau reaksinya ketika tokoh saya yang selalu menelpon Ny. Mac Milan tiap malam hanya untuk sekedar basa-basi.
Sedangkan apa yang dimaskud dengan tokoh adalah orang yang hidup dalam sebuah karya fiksi, baik drama maupun prosa yang tercipta atas dasar pemikiran pengarangnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Abrams dalam Teuw (1999;32-33), Abram menjelaskan bahwa “tokoh adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu . “ Kita bisa mengajukan pertayaan seperti, “Siapakah tokoh utama dalam cerpen Keluarga M, “ atau “ Ada berapa jumlah orang yang diceritakan dalam cerpen Joshua Karabish? “ dan sebagainya, untuk menjawab pertanyaan apa itu tokoh.
Mengenai tokoh dan penokohan ini beberapa pendapat ada yang menyamartikan dengan istilah karakter. Karakter dianggap cukup mewakili penyebutan tokoh dan penokohan dalam satu istilah karya sastra. Karakter (Character) dalam kaitannya dengan dunia literasi Inggris, dalam kamus Oxford Dictionary terdapat dua pengertian yang berbeda mengenai karakter. Character 1 yang berarti Interesting or unusual quality that person has. (Sesuatu atau sifat yang menarik dan tidak biasa yang dimiliki seseorang) Dan Charcater 2 yang dipandang sebagai Person in a play, novel atc. (Seseorang yang ditampilkan, dalam novel dll). Dengan demikian karakter dapat mengandung dua pengertian yaitu sebagai “tokoh” dan sebagai “penokohan”. Adanya hubungan penyebutan yang erat dalam tokoh dan penokohan tidak hanya semata karena adanya pengertian yang sama, melainkan tokoh dan penokohan dalam sebuah karya keberadaanya memang tidak bisa dipisahkan. Penyebutan nama tokoh tertentu tidak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita pada perwatakan yang dimilikinya. Sebut saja misalnya tokoh Datuk Maringgi dalam Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Mendengar nama Datuk Maringgi tentu dalam ingatan kita langsung tertujuh pada sosok tua tukang kawin yang bakhil dan curang.
Hubungan antara tokoh dan penokohan lebih lanjut bisa dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Kata tokoh dalam ilmu psikologi yang dapat digantikan dengan sebutan “ diri”, dan penokohan yang dapat disederhanakan dengan kata “sifat/karakter” memanglah tidak bisa dipisahkan keberadaanya. Matthew dan Hergenhaan dalam bukunya yang berjudul Pengantar teori-teori kepribadian (2013:2). Mengatakan bahwa “ Setiap manusia (diri) memiliki keunikan tertentu, yang disebabkan oleh gen –gen kelahiranya dan pembentukan pengalaman pribadinya selama ini 5.” Dalam kata lain setiap diri seseorang tidak akan bisa lepas dari sifat-sifat yang ada pada diri mereka, karena sifat tersebut sudah menempel pada gen-gen dalam dirinya. Orang- orang awam dengan mudah mengatakan hal yang demikian ini dengan sebutan pembawaan lahir.
Oleh karenanya ketika disebutkan sebuah nama seseorang maka yang melekat di dalamnya adalah sifat-sifat yang dibawahinya. Sifat pada diri manusi ini memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai unik karena antara manusia yang satu dan yang lainya pasti memiliki perbedaan sifat yang tidak mungkin sama bahkan anak kembar sekalipun. Dalam buku yang sama Matthew dan Hargenhen menambahkan tentang sifat dalam diri manusia bahwa, “Tidak pernah ada sebuah lingkungan yang sama persis bagi dua individu manapun, bahkan yang kembar identik sekalipun tidak bisa memnuculkan kesamaan pribadi, kecuali individu-individu tersebut juga memiliki kesamaan di gen-gen mereka.6 ” Artinya manusia bisa saja memiliki sifat yang sama apabila terlahir dalam lingkungan individu yang yang sama dan gen yang sama. Namun sayangnya sampai saat ini individu yang terlahir dengan gen yang sama belum ditemukan.
Berdasarkan apa yang telah kita pelajari di atas tentang tokoh, penokohan dan kaitanya dengan sifat dalam diri manusia. Kita dapat membuat sebuah simpulan kecil bahwa sebenarnya hubungan tokoh dan penokohan itu sama eratnya antara hubungan sifat pada diri manusia. Tokoh dan penokohan tidak bisa dilepaskan, melekat pada setiap tokoh dan memiliki keunikan yang tidak akan ditemui pada tokoh lain. Kata terakhir inilah yang menjadikan seorang tokoh dalam cerpen memiliki daya tarik yang kuat. Begitu juga dengan tokoh dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Karakter yang kuat, itulah kata kunci yang hendak kita bongkar hakekatnya. Tanpa adanya tokoh yang memiliki karakter yang kuat seperti Orez, Joshua Karabish, dan Ny. Elberhart, sulit untuk buku ini bisa disebut sebagai buku yang baik. Karena seperti yang kita sepakati di awal bahwa daya tarik dari kumpulan cerpen ini adalah adanya karakter yang kuat di setiap tokoh yang digambarkan. Sekali lagi saya katakan bahwa saya adalah orang pertama yang akan sependapat seumpana ada yang bilang bahwa tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini memiliki karakter yang kuat.
Bahkan, Orez salah satu tokoh yang diangap memiliki karakter yang kuat dalam kumpulan cerpen ini banyak menjadi inspirasi oleh sastrawan lain, salah satunya adalah Agus Noor, yang sangat tergila-gila dengan sosok Orez yang kemudian menjadikanya salah satu tokoh dalam naskah drama yang ia buat dengan judul yang sama., Orez juga dipilih Gunawan Maryanto saat ditunjuk untuk membacakan dramatic reading kutipan cerpen Orang-orang Bloomington dalam acara Asean literary festival 2016. Namun dibalik karakter kuat yang digambarkan, jika kita bisa lebih teliti memperhatikan setiap detail tindakan dan laku tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen Orang-orang Bloomington. Kita akan dapat temui kemiripan laku dan sifat dalam setiap tokoh-tokohnya. Jika hal ini benar terjadi maka itu artinya hal ini tidak sesuai dengan pembahasan kita diatas bahwa,“Setiap indivudu memiliki sifat yang tidak sama, bahkan yang kembar identik sekalipun.” Persamaan penokohan dalam tokoh Orang-orang Bloomington ini bisa kita lihat baik dalam Persamaan penokohan tokoh utama dengan tokoh utama atau Persamaan penokohan pada tokoh saya dalam kumpulan cerpen ini. (Untuk melihat lebih lengkap hubungi penulis)
Daftar Pustaka
Darma, Budi. 2016. Orang-orang Bloominghton. Jakarta: Noura Book Publishing
Burhan,Nurgiantoro. 2001. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada Uiniversity Press.
Teuw. 1999. Sastra dan Ilmu Sastra. Yogyakarta : Pustaka Jaya.
Matthew, Hargenhan. 2013. Pengantar teori-teori kepribadian. Jakarta : Pustaka Pelajar.
http://sarjanassastra.blogspot.com/2018/09/sebuah-kritik-sastra-untuk-orang-orang.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Anzieb
A. Khoirul Anam
A. Muhaimin Iskandar
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Rodhi Murtadho
A.H. J Khuzaini
A.S Laksana
Aa Sudirman
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Achiar M Permana
Addi Mawahibun Idhom
Adhi Pandoyo
Adi W. Gunawan
Afrion
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Buchori
Agus Mulyadi
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wahyudi
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Baso
Ahmad Dahri
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Munjin
Ahmad Naufel
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadul Faqih Mahfudz
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhlis Purnomo
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Albert Camus
Alfathri Adlin
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Alimuddin
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Andhi Setyo Wibowo
Andik Suprihartono
Andri Awan
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Ari Welianto
Arief Rachman Hakim
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Nuzul
Bahrum Rangkuti
Beni Setia
Benni Setiawan
Benny Benke
Berita
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Bonardo Maulana Wahono
Bre Redana
Budi Darma
Budiman Hakim
Buku
Bung Hatta
Bustan Basir Maras
Butet Kertaredjasa
Candrakirana
Capres Cawapres 2019
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
CNN Indonesia
Coronavirus
COVID-19
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahlan Iskan
Dahlan Kong
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Satika
Dian R. Basuki
Dian Sukarno
Dian Tri Lestari
Dien Makmur
Din Saja
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diponegoro
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodit Setiawan Santoso
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Darmawan
Doris Lessing
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Dwi Pranoto
Dyah Ayu Fitriana
Edisi Khusus
Edy A Effendi
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Eko Prasetyo
Eko Tunas
Ekwan Wiratno
el-Ha Abdillah
Enny Arrow
Erdogan
Esai
Esthi Maharani
Estiana Arifin
Evi Melyati
F. Budi Hardiman
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Fahri Salam
Faisal Kamandobat
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Forum Santri Nasional
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Fuad Nawawi
Galeri Sonobudoyo
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Geger Riyanto
Geguritan
Goenawan Mohammad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun el-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi
Gus Dur
Gusti Eka
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf
Halim HD
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hamzah al-Fansuri
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Harris Maulana
Hasan Basri
Hasnan Bachtiar
Herry Fitriadi
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hesti Sartika
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
IAI TABAH
Ibnu Wahyudi
Idrus Efendi
Ignas Kleden
Iis Narahmalia
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Inung As
Irfan Afifi
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iwan Simatupang
Jafar Fakhrurozi
Jajang R Kawentar
Jalaluddin Rakhmat
Jawa dan Islam
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joni Ariadinata
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastra
K.H. Ma'ruf Amin
Kadek Suartaya
Kadjie MM
Kalis Mardiasih
Kanti W. Janis
Karang Taruna Kedungrejo
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Kedungrejo Muncar Banyuwangi
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Kembulan
KetemuBuku Jombang
KH. M. Najib Muhammad
KH. Muhammad Amin (1910-1949)
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kitab Kelamin
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Buana Kasih
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Komunitas Selapan Sastra
Kopi Bubuk Mbok Djum
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kumpulan Cerita Buntak
Kuswaidi Syafi’ie
L Ridwan Muljosudarmo
L.K. Ara
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lan Fang
Launching Buku
Launching dan Bedah Buku
Lawi Ibung
Linda S Priyatna
Literasi
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lukisan
Lukman Santoso Az
M. Faizi
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M.D. Atmaja
Maduretna Menali
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maimun Zubair
Maiyah Banyuwangi
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maratushsholihah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Sitohang
Mario Vargas Llosa
Marsel Robot
Mas Garendi
Mashuri
Massayu
Masuki M. Astro
Max Arifin
Media Seputar Indonesia
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mianto Nugroho Agung
Mien Uno
Miftachur Rozak
Mihar Harahap
Mochtar Lubis
Moh. Husen
Moh. Jauhar al-Hakimi
Moh. Syafari Firdaus
Mohamad Sobary
Mohammad Rokib
Mohammad Wildan
Motinggo Busye
Muafiqul Khalid MD
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alfatih Suryadilaga
Muhammad Alimudin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yunus
Muhidin M. Dahlan
Mukhsin Amar
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik
Munawir Aziz
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Ndix Endik
Nenden Lilis A
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ninin Damayanti
NKRI
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Obrolan
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Palestina
Palupi Panca Astuti
Pameran Lukisan
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawon Seni
PDS H.B. Jassin
Pekan Literasi Lamongan
Pelukis Tarmuzie
Pendhapa Art Space
Pendidikan
Penerbit Pelangi Sastra
Pengajian
Pipiet Senja
Politik
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Jokowi
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Pungkit Wijaya
Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB)
Pustaka LaBRAK
Putu Fajar Arcana
R Giryadi
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rakai Lukman
Rakhmat Nur Hakim
Rani R. Moediarta
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Remy Syaldo
Remy Sylado
Rendy Adrikni Sadikin
Resensi
Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Antoni
Riki Dhamparan Putra
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Romel Masykuri Nur Arifin
Ronny Agustinus
Rosi
Rosihan Anwar
Rosmawaty Harahap
Roy Kusuma
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sainul Hermawan
Sajak
Salman Faris
Sandiaga Uno
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sasti Gotama
Saut Situmorang
Saya
Sayyid Muhammad Hadi Assegaf
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seni Gumira Ajidarma
Seni Rupa
Seno Joko Suyono
Setia Budhi
Shiny.ane el’poesya
Shofa As-Syadzili
Sholihul Huda
Shulhan Hadi
Sihar Ramses Simatupang
Siti Aisyatul Adawiyah
Siwi Dwi Saputro
Soediro Satoto
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Suminto A. Sayuti
Sunardian Wirodono
Sunlie Thomas Alexander
Sunoto
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahrudin Attar
Syaifuddin Gani
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Taman Ismail Marzuki
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Ilat
Teguh Afandi
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tere Liye
Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
TS Pinang
Tsani Fanie
Tulus S
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Aji
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Widie Nurmahmudy
Yanuar Widodo
Yanusa Nugroho
Yerusalem
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yoks Kalachakra
Yonathan Rahardjo
Yuditeha
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Zainal Arifin Thoha
Zehan Zareez
Zuhdi Swt
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar