Rabu, 18 Desember 2019

Kritik Sastra untuk Orang-Orang Bloomington Karya Budi Darma

Persamaan Penokohan dalam Tokoh Orang-orang Bloomington Karya Budi Darma

Judul : Orang-Orang Bloomington
ISBN  : 9786023850211
Penulis : Budi Darma
Penerbit : Noura Book Publishing
Tanggal terbit : Cetakan kedua, Agustus 2016
Jumlah Halaman : 316

Saat pertama kali membaca judul buku kumpulan cerpen karya Budi Darma ini, hal yang terlintas dalam benak saya adalah bagaimana gambaran tentang sebuah kota kecil di negara Amerika sana. Bloomington, begitu kira-kira kota yang akan digambarkan dan sekaligus menjadi setting utama terbentuknya tujuh karya mahadahsyat yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Membaca kolom komentar dari salah seorang tokoh sastrawan yang cukup terkenal di sampul muka buku ini, yang kurang lebihnya bertuliskan seperti ini,  “ Jika saya diminta menyusun daftar buku kumpulan cerpen Indonesia terbaik yang wajib dibaca maka buku ini (baca; Orang-orang Bloomington) ada dalam buku itu 1. “ Melihat endorsement ini saya tidak perlu ragu dan bertanya kembali tentang mutu cerita yang ada di dalamnya.

Sebenarnya buku ini bukan merupakan buku baru dari Budi Darma. Ya, setidaknya pada tahun 1980 ketika baru pertama kali kumpulan cerpen ini diterbitkan oleh Sinar Harapan, nama-nama seperti Yorick, Joshua Karabish, Ny. Mc Milan, dan Orez sudah begitu melekat di pikiran para pembacanya. Karakteristik indivudu yang khas, pengambaran tokoh yang kuat dan unik inilah yang kemudian oleh Agus Noor mampu menjadikan karya ini sebagai kisah-kisah yang akan tetap memikat dibaca dari zaman ke zaman. Karena dianggap mampu menggugah pergulatan batin dan pikiran manusia yang paling dasar. Tujuh cerpen yang melegendaris itu diantaranya adalah ; Lelaki Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorick , Ny Elberth, dan Charles Lebaurne. Yang masing-masing judul tersebut diambil dari nama-nama tokoh yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut, terkecuali dalam Keluarga M. Budi Darma senggaja tidak memberi judul cerpen ini dengan sebuah nama. Nama-nama dan karakter yang tercipta dalam cerpen ini setidaknya mungkin tidak terlalu kuat untuk merespresentasikan cerita yang akan dibawahinya. Maka pemilihan judul Keluarga M yang merupakan inisial dari setiap nama dalam keluarga tersebut dipilih sebagai satu-satu nya judul yang tidak menggunakan sebuah nama tokoh

Pada saat cetakan pertamanya Budi Darma melalui kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington mendapat penghargaan Souteast Asian Writing Award (S.E.A) pada tahun 1984. Sebuah penghargaan yang sama pernah diberikan kepada Seno Gumira Ajidarma pada tahun 1997 dan Remi silado pada tahun 2015. Penghargaan ini langsung diberikan oleh keluarga kerajaan Thailad sebagai apresiasi untuk para penyair dan penulis di Asia tenggara. Bersamaan dengan peluncuran buku Orang-orang Bloomington pada cetakan ke-empat bulan agustus yang lalu. Budi Darma kembali mendapatkan penghargaan dalam acara Asean Literary Festival yang diselengarakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Penghargaan ini diberikan kepada Budi Darma atas dedikasinya sebagai penulis senior yang telah berkontribusi terhadap komonitas literasi di Indonesia. Bahkan Okky Madasari selaku direktur program Asean literary festival ketiga tahun 2016 lalu, dalam sambutanya menyebutkan bahwa karya Budi Darma mempunyai pengaruh atau inspirasi bagi generasi-generasi muda, bahkan tidak hanya pada malam itu saja, melainkan sudah sejak beberapa waktu yang telah lalu (Dikutip dari sambutan Okyy Madasari dalam the 3th Asean Literary Festival 2016).

 Salah satu daya tarik dan yang akan kita bahas lebih lanjut dalam kumpulan cerpen ini adalah adanya penokohan yang kuat dalam setiap tokoh yang ada dalam Orang-orang Bloomington. Sebelum berbicara jauh tentang penokohan dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Setidaknya kita perlu tau apa itu hakekatnya penokohan dan apa hubungannya dengan tokoh. Secara sederhana penokohan dapat dikatakan sebagai karakteristik, sifat lahir, pemikiran tokoh, serta cara lain pengarang membuat hidup tokoh-tokoh yang ia ciptakan. Penokohan sering disamaartikan dengan karakter dan perwatakan tokoh, yang keduanya merujuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dalam sebuah cerita. Untuk menjawab pertanyaan tentang penokohan kita bisa bertanya misalnya tentang, “ Sifat apa yang membuat Ny. Nolan ditinggal pergi suaminya? “ atau “Apa yang paling tidak disukai Orez ? “dan sebagainya.

Baldic dalam Nurgiantoro (2001;37) memperjelas penokohan (characterization) sebagai penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung maupun tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan3. Pengambaran tokoh secara tidak langsung oleh penggarang, misalnya dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington, kita bisa mengatakan watak Ny. Mac Milan adalah seorang individualis tanpa kita harus menemukan kata individualis itu dalam cerpen. Hal ini bisa kita tentukan dengan melihat salah satu dialog yang diucapkannya kepada tokoh saya.  “Jangan lah mengurusi kepentingan orang lain dan jangan mempunyai keinginan tahu tentang orang lain.” (Laki-laki tua tanpa nama ; 2) atau reaksinya ketika tokoh saya yang selalu menelpon Ny. Mac Milan tiap malam hanya untuk sekedar basa-basi.
Sedangkan apa yang dimaskud dengan tokoh adalah orang yang hidup dalam sebuah karya fiksi, baik drama maupun prosa yang tercipta atas dasar pemikiran pengarangnya.  Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Abrams dalam Teuw (1999;32-33), Abram menjelaskan bahwa “tokoh adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu . “  Kita bisa mengajukan pertayaan seperti, “Siapakah tokoh utama dalam cerpen Keluarga M, “ atau “ Ada berapa jumlah orang yang diceritakan dalam cerpen Joshua Karabish? “ dan sebagainya, untuk menjawab pertanyaan apa itu tokoh.

Mengenai tokoh dan penokohan ini beberapa pendapat ada yang menyamartikan dengan istilah karakter. Karakter dianggap cukup mewakili penyebutan tokoh dan penokohan dalam satu istilah karya sastra. Karakter (Character) dalam kaitannya dengan dunia literasi Inggris, dalam kamus Oxford Dictionary terdapat dua pengertian yang berbeda mengenai karakter. Character 1 yang berarti Interesting or unusual quality that person has. (Sesuatu atau sifat yang menarik dan tidak biasa yang dimiliki seseorang) Dan Charcater  2  yang dipandang sebagai  Person in a play, novel atc. (Seseorang yang ditampilkan, dalam novel dll). Dengan demikian karakter dapat mengandung dua pengertian yaitu sebagai “tokoh” dan sebagai “penokohan”. Adanya hubungan penyebutan yang erat dalam tokoh dan penokohan tidak hanya semata karena adanya pengertian yang sama, melainkan tokoh dan penokohan dalam sebuah karya keberadaanya memang tidak bisa dipisahkan. Penyebutan nama tokoh tertentu tidak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita pada perwatakan yang dimilikinya. Sebut saja misalnya tokoh Datuk Maringgi dalam Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Mendengar nama Datuk Maringgi tentu dalam ingatan kita langsung tertujuh pada sosok tua tukang kawin yang bakhil dan curang.

Hubungan antara tokoh dan penokohan lebih lanjut bisa dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Kata tokoh dalam ilmu psikologi yang dapat digantikan dengan sebutan “ diri”, dan penokohan yang dapat disederhanakan dengan kata “sifat/karakter” memanglah tidak bisa dipisahkan keberadaanya. Matthew dan Hergenhaan dalam bukunya yang berjudul Pengantar teori-teori kepribadian (2013:2).  Mengatakan bahwa “ Setiap manusia (diri) memiliki keunikan tertentu, yang disebabkan oleh gen –gen kelahiranya dan pembentukan pengalaman pribadinya selama ini 5.” Dalam kata lain setiap diri seseorang tidak akan bisa lepas dari sifat-sifat yang ada pada diri mereka, karena sifat tersebut sudah menempel pada gen-gen dalam dirinya. Orang- orang awam dengan mudah mengatakan hal yang demikian ini dengan sebutan pembawaan lahir.

Oleh karenanya ketika disebutkan sebuah nama seseorang maka yang melekat di dalamnya adalah sifat-sifat yang dibawahinya. Sifat pada diri manusi ini memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai unik karena antara manusia yang satu dan yang lainya pasti memiliki perbedaan sifat yang tidak mungkin sama bahkan anak kembar sekalipun. Dalam buku yang sama Matthew dan Hargenhen menambahkan tentang sifat dalam diri manusia bahwa, “Tidak pernah ada sebuah lingkungan yang sama persis bagi dua individu manapun, bahkan yang kembar identik sekalipun tidak bisa memnuculkan kesamaan pribadi, kecuali individu-individu tersebut juga memiliki kesamaan di gen-gen mereka.6 ”  Artinya manusia bisa saja memiliki sifat yang sama apabila terlahir dalam lingkungan individu yang yang sama dan gen yang sama. Namun sayangnya sampai saat ini individu yang terlahir dengan gen yang sama belum ditemukan.

Berdasarkan apa yang telah kita pelajari di atas tentang tokoh, penokohan dan kaitanya dengan sifat dalam diri manusia. Kita dapat membuat sebuah simpulan kecil bahwa sebenarnya hubungan tokoh dan penokohan itu sama eratnya antara hubungan sifat pada diri manusia. Tokoh dan penokohan tidak bisa dilepaskan, melekat pada setiap tokoh dan memiliki keunikan yang tidak akan ditemui pada tokoh lain. Kata terakhir inilah yang menjadikan seorang tokoh dalam cerpen memiliki daya tarik yang kuat. Begitu juga dengan tokoh dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Karakter yang kuat, itulah kata kunci yang hendak kita bongkar hakekatnya. Tanpa adanya tokoh yang memiliki karakter yang kuat seperti Orez, Joshua Karabish, dan Ny. Elberhart, sulit untuk buku ini bisa disebut sebagai buku yang baik. Karena seperti yang kita sepakati di awal bahwa daya tarik dari kumpulan cerpen ini adalah adanya karakter yang kuat di setiap tokoh yang digambarkan.  Sekali lagi saya katakan bahwa saya adalah orang pertama yang akan sependapat seumpana ada yang bilang bahwa tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini memiliki karakter yang kuat.

Bahkan, Orez salah satu tokoh yang diangap memiliki karakter yang kuat dalam kumpulan cerpen ini banyak menjadi inspirasi oleh sastrawan lain, salah satunya adalah Agus Noor, yang sangat tergila-gila dengan sosok Orez yang kemudian menjadikanya salah satu tokoh dalam naskah drama yang ia buat dengan judul yang sama., Orez juga dipilih Gunawan Maryanto saat ditunjuk untuk membacakan dramatic reading kutipan cerpen Orang-orang Bloomington dalam acara Asean literary festival 2016. Namun dibalik karakter kuat yang digambarkan, jika kita bisa lebih teliti memperhatikan setiap detail tindakan dan laku tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen Orang-orang Bloomington. Kita akan dapat temui kemiripan laku dan sifat dalam setiap tokoh-tokohnya. Jika hal ini benar terjadi maka itu artinya hal ini tidak sesuai dengan pembahasan kita diatas bahwa,“Setiap indivudu memiliki sifat yang tidak sama, bahkan yang kembar identik sekalipun.” Persamaan penokohan dalam tokoh Orang-orang Bloomington ini bisa kita lihat baik dalam Persamaan penokohan tokoh utama dengan tokoh utama atau Persamaan penokohan pada tokoh saya dalam kumpulan cerpen ini. (Untuk melihat lebih lengkap hubungi penulis)


Daftar Pustaka

 Darma, Budi. 2016. Orang-orang Bloominghton. Jakarta: Noura Book Publishing
 Burhan,Nurgiantoro. 2001. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada Uiniversity Press.
 Teuw. 1999. Sastra dan Ilmu Sastra. Yogyakarta : Pustaka Jaya.
 Matthew,  Hargenhan. 2013. Pengantar teori-teori kepribadian. Jakarta : Pustaka Pelajar.
http://sarjanassastra.blogspot.com/2018/09/sebuah-kritik-sastra-untuk-orang-orang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar