Jumat, 06 Desember 2019

Legasi W.S. Rendra (Sang Burung Merak) untuk Sastra Kita

Teguh Afandi
Jawa Pos, 13 Nov 2016

Sastrawan yang lahir dengan nama Willybrordus Surendra Bhawana Rendra (1935-2009) ini masyhur sebagai aktor sekaligus penyair. Jejak kepenyairannya dapat kita lacak di buku-buku syair kenamaan Si Burung Merak yang terus dihadirkan melintasi zaman. Ballada Orang-Orang Tercinta(1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), dan Blues untuk Bonnie (1993) adalah beberapa kumpulan syair paling fenomenal milik W.S Rendra.

Catatan tentang kiprah Rendra dalam menulis prosa dibukukan dalam kumpulan cerpen Ia Sudah Bertualang dan Tjerita-Tjerita Pendek Lainnja (N.V. Nusantara, 1963). Buku tersebut berisi 9 cerita pendek. Delapan dari sembilan tersebut kembali dihadirkan dalam buku baru ini yang diberi tajuk Pacar Seorang Seniman.

Namun sangat disayangkan cerpen yang dipergunakan untuk judul buku lawas, Ia Sudah Bertualang, tidak dihadirkan kembali. Seno Gumira Ajidarma pernah menyebut bahwa cerpen Rendra tersebut absah untuk disebut sebagai mark twain-nya Indonesia. Bukan sekadar mengisahkan anak bertualang, tetapi juga menyinggung hakikat pedagogi dan hubungan orangtua dan anak.

Rendra menulis dengan kesederhanaan bahasa tanpa sedikit pun mengurangi keagungan cerita dan selipan makna. Tema yang menaungi kebanyakan cerpen adalah soal bagaimana cinta dan puja-puja Rendra terhadap perempuan. Kalau cerpen-cerpen dalam buku ini dikatakan sebagai bagian dari kehidupan Rendra –sebagaimana dalam pengantar, maka sangatlah tidak aneh saat kita menengok sejarah Rendra yang pernah hidup rukun bersama tiga istrinya di Yogyakarta. Sunarti, Sitoresmi, dan Ken Zuraida, tiga istri yang dipuja Rendra kala itu. Rendra begitu memuja keindahan perempuan.Wanita adalah kesucian. Adalah kesuburan. Adalah rahmat. (hal.7)

Menarik mencermati bagaimana Rendra menggambarkan perempuan. Dalam cerpen Ia Punya Leher yang Indah, Rendra begitu teliti mendedah halusnya perasaan perempuan. Maryam tokoh dalam cerpen tersebut begitu terganggu dengan atribut keperempuanan yang dipunyai kawan-kawannya, sedangkan dia tidak. Kalung, kebaya modern, mereka banyak ngomong tentang pakaian-pakaian dan perhiasan-perhiasan, kalung, nilon, dan anting-anting yang sangat artistik. (hal.17)

Bukankah demikian naluri seorang perempuan? Tetapi Rendra mengungkapkan hal lain yang manis. Bahwa tubuh perempuan indah bukan karena aksesori dan pakaian, melainkan semenjak diciptakan perempuan adalah keindahan itu sendiri. Kau pengin berdandan, tapi kau tak ada perhiasan. Lalu, kau merasa kurang dari yang lain, dan hilanglah kesadaranmu bahwa kau canti. (hal.26) padahal sejatinya Maryam memiliki leher yang indah dan asli tak perlu kalung macam apa pun juga.

Kisah tragis tentang bagaimana kemurnian cinta tampak di cerita berjudul Pertemuan dengan Roh Halus. Insinyur Hasan suatu kali bertemu dengan roh kekasih lawasnya Endang, di rumahnya Wonogiri. Pertemuan yang mungkin akan membangkitkan kuduk ketakutan, tetapi di tangan Rendra kejadian itu justru mengurai arti cinta sebetulnya.

Endang merasuk ke tubuh perempuan bernama Fatima. Endang bercakap-cakap dengan Hasan, saya tak mau mati. Saya mati kecewa. Saya belum puas merasakan kehidupan. (hal.45) Tetapi Hasan dengan kecerdasan seorang insinyur justru mencecar dengan pertanyaan untuk Endang akui bahwa dia telah mati. Bukan kau yang menguasai hidup-matimu. Yang memberi kematian ialah Dia yang  memberi kehidupan. (hal.46)

Endang kembalilah saja ke tempatmu yang selayaknya. Relalah menunggu saya di sana. Saya pasti datang, Manisku! (hal.49) Demikian janji Hasan terhadap arwah Endang, dan kemudian Hasan tak sekali pun menikah demi menjaga kemurnian cintanya kepada Endang.

Dalam beberapa cerpen Rendra berlakon sebagai seorang pencerita ulang. Rendra tidak berlaku sebagai narator baik untuk sudut pandang ketiga atau pertama, melainkan saksi di tempat cerita pertama kali terjadi dan kemudian menceritakannya kembali kepada dewan pembaca. Dialah saksi yang mengerti betul kejadian sejujurnya.

Rendra kerap mempergunakan penanda mula cerita seperti,surat itu berbunyi sebagai berikut, di bawah ini akan saya ceritakan pengalaman salah seorang teman saya, saya mempunyai teman sepemondokan, atau frasa-frasa serupa untuk mengawali Rendra menutur-ulangkan cerita yang ada di kepalanya.

Jejak-jejak kepenyairan Rendra juga tampak sekali dalam buku cerpen ini. Di cerpen terakhir, Napas Malam, kita akan merasakan cerita itu berbentuk seperti sebuah bait puisi panjang.

Memasuki rumah Merjan, bulan menarik pahanya. Hamil perutnya bundar. Seembus napas angkuh dan alang-alang bergoyang. (hal.138) Sebuah pembukaan yang sangat puitik. Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat halus dengan ketukan penuh perhitungan.

Kupetik tali gitar, ahoi! Kunyanyi tinggi, ahoi! Di mana, katakanlah: Di mana teman-temanku? (hal.141)

Naskah dalam buku ini memang hadir dengan penuh keotentikan. Bisa dilacak bahwa penyunting dan penerbit tidak sekali pun berani mengotak-atik kalimat-kalimat bentukan Rendra. Di beberapa kalimat memang tampak kalimat yang tidak efektif, tetapi perubahan itu akan mengubah karya menjadi bukan lagi karya Rendra yang dianggit di 1950-1960-an. Di mana bahasa kala itu mungkin masih belia dan belum sekomplek 50 tahun kemudian. Sebagai contoh cintanya kepadanya,lelaki-lelaki, banyak teman-teman, adalah tiga contoh bentukan Rendra yang bila ditelisik dengan kebahasaan sekarang dapat dianggap sebagai tidak efektif.

Namun buku ini bukan semata pengarsipan karya-karya Rendra. Si burung merak memang lebih dikenal sebagai penyair dan aktor teater. Tetapi pernah suatu masa Mas Willy begitu produktif menulis cerpen. Buku ini adalah warisan Rendra untuk menjadi rujukan sastra. Bukan hanya yang ingin mengulik perkembangan sastra pada tahun prosa-prosa ini diciptakan. Tetapi meneliti bagaimana kehidupan Rendra pada masa itu.

Dan pada akhirnya, cerpen-cerpen Rendra akan menjadi pengabul harapannya. Saya kira aku pun harus ada arti juga. Bernapas. Hidup. Betapa banyak keharuan tidur di dadaku. (hal.146) Buku ini adalah kenang-kenangan berharga dari Rendra.[]

PACAR SEORANG SENIMAN | W.S. Rendra |
Bentang Pustaka, November 2016 | 9786022912743

Catatan: saya memberi judul ulasan ini dengan ‘Warisan Rendra untuk Sastra Kita’, tapi mungkin kurang pas, sehingga oleh redaktur diganti menjadi demikian.
https://alterteguh.wordpress.com/2016/11/14/pacar-seorang-seniman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar