Senin, 09 Desember 2019

Membaca W.S. Rendra dari Bedah Bukunya M. Muhibbuddin

Jo Batara Surya *

Sewaktu mengikuti acara bedah buku karya penulis Muhammad Muhibbuddin dari Jogjakarta. Rasanya, saya menemukan ruang-ruang lama di Mainteater Bandung, Jl. Cirateun Peuntas No.32, Wangunsari, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang menjelma di Sanggar Pasir, beralamat di Jalan Bangsalsari, Banyuurip, Mulyasari, Ujungpangkah, Gresik, tempat kegiatan tersebut dilangsungkan.

Pemaparan dari penulis saya rasakan cukup dalam disaat menelaah perjalanan seorang besar W.S. Rendra. Muhib telah berhasil menyuguhkan sosok sastrawan kelahiran Solo itu dengan pandangan natural, yakni apa-adanya bersegala prosesi kesehariannya; proses pencarian dirinya dalam berkarya, penajaman intelektual, pergumulan pada teater, hingga intuisinya sangat cadas memahami esensi spiritual.

Teranglah salut atas proses penulis yang setia berada dijalur keterbatasan yang saya dengar sendiri dari pembedah buku, seorang penyair yang cadas pula; Nurel Javissyarqi. Nurel tidak terlalu masuk pembahasan ke dalam buku, namun lebih membedah proses kreatif penulis yang sudah melahirkan banyak karya. Terlepas itu, Nurel mengakui sosok Rendra memiliki energi sangat besar. Dari sini, inginlah langsung pada pembahasan menurut kacamata saya mengenai Sang Burung Merak.

WS Rendra yang Out of the box

Jika melihat dari daftar nama penyair Indonesia, Rendra salah satu penyair yang mempunyai perjalanan hayati sebagai sastrawan yang hidup dalam beberapa era, mulai Zaman Penjajahan (menyongsong Kemerdekaan NKRI), Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Sekecilnya di zaman OrLa dan OrBa, Rendra tetap hadir sebagai diri yang tangguh tidak terhanyut seperti lainnya; ia menantang segala kesangsiannya dimasa Presiden Soekarno juga Soeharto. Rendra menjelma penyeimbang kesadaran sosial politik di masanya, inilah pandangan yang jarang kita temukan dari para sastrawan. Rendra lebih memilih (mengambil) jalan terjal sebagai lelangkah laku kematangan untuk karya-karyanya, demi bangsanya juga bagi alam semesta.

Rendra berhasil menemukan keresahannya dalam meracik perubahan hingga dinamai pembaharu (meskipun sebutan itu ditolaknya). Dan saya melihatnya memakai metode lingkaran dari titik nol berjalan menuju angka 1, 2, seterusnya, lalu kembali dalam angka nol tanpa gengsi; walau sudah melewati ratusan hingga jutaan hikmah yang mendewasakan. Atau Rendra tak segan bersikap seperti anak kecil menghadapi realitas kekanak-kanakan dengan bekal ketajaman intuisi serta intelektualnya; ini bisa dilihat di lembar-lembar karyanya sangat mengena realitas tanpa basa-basi, mendobrak skat-skat pembodohan, penindasan, dan ketidakadilan hidup.

W.S. Rendra dan Global solidarity

Pandangan Rendra yang universal mencapai aspek-aspek estetika karya; sosial, politik, tradisi, kemanusiaan, kesemestaan hingga keTuhanan, merupakan bukti dirinya memiliki energi besar. Saya pikir, sastrawan yang hanya berkutat di satu aspek saja, tidak mungkin sanggup membaca kekuatan energi Rendra. Penempaan di berbagai dimensi hidup, telah menghasilkan visioner pandangan jauh melampaui penyair-penyair lainnya.

Rendra begitu lengkap, jika menelusuri perjalanan juangnya, memulai dirinya dari setetes air yang bertarung dalam arus sungai deras, lalu tiba di samudra, lantas ditempa kembali ombak kehidupan; mulai dari keluarga, pencarian Tuhan, hingga aplikasi kesadarannya yang susah menerimanya. Jika salah satunya, sebab Rendra seorang mualaf, maka negri (bangsa) ini belum bisa menembus ketinggian pemikirannya. Buktinya, kita tak mempunyai hari W.S Rendra, yang ada hanya hari untuk Chairil Anwar. Kita memang belum siap bertanding di medan keluasan disiplin ilmu, dan masih asyik mencari titik aman di tengah arus zaman menuntut perubahan, yang akhirnya sumbangsi seniman tidak lagi terasa serupa di zamannya Rendra yang membara dalam kesadaran.

Kecerdasan seniman, apakah penyair, pelukis, musisi, bagi saya saat ini seperti masuk kotak-kotak tertentu, sehingga pola pikirnya terbentuk dari sebuah kotak kepentingan (pesanan). Tapi saya terus meyakini, tidaklah semua seniman seperti itu, kita masih memiliki spirit yang Rendra tinggalkan, yakni menjunjung tinggi kebenaran, dan keadilan bagi kehidupan. Dan generasi kini seolah tidak akan ada yang mampu melampaui, minimal menyamai Rendra, ketika masih asyik mengamini bersegala pembodohan terjadi dalam realitas, dikarena karya seorang Rendra ialah cerminan dari realitas itu sendiri.
***
Sayangnya, saya tak dapat mengikuti acara bedah buku tersebut di malam harinya oleh suatu hal, diadakan di Kedai Kopi Sastra, Jln. Raya Ketanen, Sono, Siwalan, Panceng, Gresik, yang terlihat semarak seperti dikabarkan Zuhdi Swt lewat facebooknya, karena dihadiri komunitas-komunitas teater sekitarnya; Teater Ndrinding, Teater DonKrak, Teater Barongan, Teater EKSIS, Teater MODEL, Teater Sakalentang, Teater Saroeng, Teater Ilat, dll. Inilah foto-foto yang merekam kemeriahannya.
*) Seniman asal Bandung yang tinggal di Lamongan.
http://sastra-indonesia.com/2019/12/membaca-w-s-rendra-dari-bedah-bukunya-m-muhibbuddin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar