Jumat, 07 Februari 2020

SEJARAH SEPANJANG JALAN

Dian Sukarno
forumsastrajombang.blogspot.com

Pelajaran Sejarah pada hakekatnya adalah memperkenalkan manusia yang berjuang kepada manusia yang sedang berjuang (R. Moh. Ali, 2005:352). Karena itu diperlukan strategi yang tepat agar generasi sekarang tidak gagab terhadap sejarah bangsanya. Peran guru sebagai pendidik sangat menentukan keberhasilan pencapaian hasil pelajaran sejarah. Dalam hal ini guru-guru sejarah harus memiliki kemampuan penceritaan sejarah yang diharapkan nilai-nilai kejuangan dapat ditransformasikan kepada peserta didik yang notabene sebagai generasi penerus.

Satu fakta ketika penulis menjadi salah satu narasumber bidang sejarah dan budaya pada pemilihan Duta Wisata kabupaten Jombang beberapa waktu yang lalu, ternyata dari puluhan peserta pemilihan Duta Wisata tersebut tidak satupun yang dapat menceritakan, meski sedikit sejarah daerahnya. Mereka beralasan pelajaran sejarah membuat mata mereka mengantuk. Nah! Itulah fakta yang dihadapi tidak hanya kabupaten Jombang dalam skup kecil, melainkan juga problem secara nasional, dan ini berbahaya sekali bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Sebagaimana diingatkan Bung Karno sebagai salah satu founding fathers atau pendiri negara, Jas Merah! Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

Memang banyak cara untuk mengenalkan dan mengingatkan warga masyarakat terutama pelajar tentang arti penting sejarah. Di antaranya melalui pemakaian nama-nama tokoh daerah maupun non daerah pada jalan-jalan, baik jalan utama maupun biasa. Sehingga paling tidak ketika kita melintas di salah satu jalan, aroma nilai kejuangan tokoh bersangkutan dapat mempengaruhi keseharian kita. Misalnya jalan KH Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asyari, akan mengingatkan kita pada sosok pahlawan nasional asal Tebuireng. Jalan KH Wahab Chasbulloh, akan mengingatkan kita pejuang kemerdekaan pendiri pondok pesantren Tambakberas dan lain-lain.

Sayangnya upaya pemberian nama tokoh-tokoh maupun peristiwa yang berkait erat dengan sejarah pada ruas-ruas jalan yang ada di kabupaten Jombang sebagian besar terkesan tidak dilakukan secara serius. Artinya tidak disertai kajian historiografi atau metode penulisan sejarah yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menguatkan nama jalan bersangkutan. Sebaliknya ada penamaan jalan yang sudah tepat, tetapi pada perkembangannya diubah secara membabibuta oleh perangkat birokrasi yang sangat gagab sejarah. Sebagai contoh misalnya Jalan Pahlawan di sebelah utara kantor PLN, nama jalan Pahlawan ada karena salah seorang pejuang kemerdekaan asal Jombang yang gugur pertama kali pada peristiwa 10 Nopember Surabaya adalah orang Wersah. Untuk memberi penghormatan kepada jasa pejuang tadi, maka jalan yang melintasi wilayah Wersah, kecamatan Jombang dinamakan Jalan Pahlawan. Kemudian tanpa alasan yang jelas nama itu diganti menjadi jalan Siliwangi. Waduh! Seandainya yang mengubah itu paham sejarah tidak akan terjadi hal demikian. Untungnya kemudian nama jalan Pahlawan dikembalikan lagi seperti semula.

Kesadaran untuk mengabadikan nama tokoh setempat sebagai nama jalan rupanya cukup disadari oleh warga desa Mojokrapak, kecamatan Tembelang, Jombang. Hal ini patut diacungi jempol mengingat kesadaran itu tumbuh justru dari kalangan masyarakat desa, sangat paradoksal dengan penggantian nama jalan Pahlawan yang saya sebutkan di atas. Nama-nama tokoh yang dianggab cukup berjasa bagi sejarah desa Mojokrapak diabadikan cukup manis tanpa mengurangi rasa hormat berlebihan yang mengarah pada kultus individu.

Ada empat nama tokoh yang sempat penulis catat, antara lain; pertama Jalan Abd. Kharim, nama ini adalah tokoh pejuang asal Sendang Duwur Gresik yang datang di Mojokrapak sebelum adanya sistem pemerintahan yang lengkap seperti sekarang.

Kedua Jalan Sumo Prawiro Dirjo, nama kepala desa II Mojokrapak.
Ketiga Jalan KH Tamjis pejuang sekaligus tokoh agama.
Keempat Jalan Paidin, sebagai tokoh kepala desa ketiga desa setempat.

Memang belum ada penelitian secara langsung korelasi penamaan jalan dengan tokoh atau peristiwa sejarah. Namun upaya pemerintah kabupaten Jombang untuk mengabadikan nama besar Gus Dur sebagai Bapak Bangsa pada salah satu ruas jalan di kabupaten Jombang ibarat oase di padang gersang. Meskipun belum diwujudkan paling tidak kesadaran menghormati tokoh besar dari daerah mulai bergeliat. Semoga upaya ini tidak berhenti hanya pada nama Gus Dur, karena banyak tokoh nasional maupun internasional asal kabupaten Jombang yang patut untuk diabadikan menjadi nama-nama jalan. Ke depan penulis berharap agar nama-nama yang sangat layak diabadikan sebagai nama jalan tidak sebatas pada tokoh politik ataupun kebangsaan, melainkan juga tokoh-tokoh seniman, ulama yang memberi kontribusi sangat besar pada keharuman nama Jombang, Jawa Timur, bahkan Indonesia.

Tokoh ulama misalnya K.H. Bisri S. dari Denanyar, Pangeran Benowo asal Jipang Panolan Demak yang diduga makamnya di Wonosalam. Tokoh seni seperti Sastro Bolet Amenan pencipta remo boletan asal Tawangsari, Gombloh musikus asal Tawangsari, Jombang, Markeso tokoh kidungan garingan kini dimakamkan di desa Tunggorono, dan Cak Durasim orang Kaliwungu yang membawa ludruk ke Surabaya. Tokoh-tokoh seperti Kanjeng Bupati Jombang juga sangat pantas untuk diabadikan. Sehingga kelak generasi muda Jombang tidak asing dengan nama-nama Kanjeng Suroadiningrat sebagai bupati Jombang pertama dan lain-lain.

Ada baiknya kita renungkan kata mutiara yang berbunyi,"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya." Salah satu bentuk penghargaan dimaksud adalah mengabadikan nama-nama beliau pada ruas-ruas jalan yang kita miliki. Karena para pahlawan mempunyai semangat juang yang tetap abadi meskipun zaman terus berganti. Sehingga dengan langkah sederhana ini kita tidak lagi gagab akan sejarah kebesaran bangsa. Kita akan bangga karena Sejarah telah diabadikan di sepanjang jalan yang kita punya.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/09/sejarah-sepanjang-jalan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar