Rabu, 06 Januari 2021

Hidup Bukan Cuma Seks, Kawan!

Indra Tjahyadi
sinarharapan.co.id
 
Hidup bukan cuma seks. Banyak hal dari hidup dan kehidupan ini yang dapat diangkat dalam sebuah karya sastra. Memang pemilihan tema seks acapkali memberikan daya tarik tersendiri bagi publik sastra. Akan tetapi, dalam kehidupan yang sudah semakin kompleks seperti saat ini, banyak pula hal di luar seks yang juga tak kalah menariknya untuk diangkat dan dikabarkan melalui sebuah karya sastra, seperti tema-tema tentang kehidupan manusia pinggiran, kaum miskin kota, dan sebagainya.
 
Tema-tema semacam tersebut di atas adalah juga sama menariknya dengan tema-tema yang hanya memusatkan diri pada pembicaraan mengenai seks semata. Bisa jadi, dalam dugaan saya, pemikiran semacam ini jugalah yang mendorong Sihar Ramses Simatupang dalam menciptakan cerpen-cerpennya yang terangkum dalam kumpulan cerpen tunggalnya yang berjudul Narasi Seorang Pembunuh (Dewata Publishing, 2004).
 
Tengok saja kesembilan cerpen karya Sihar Ramses Simatupang yang terkumpul dalam kumpulan cerpen tunggalnya yang berjudul “Narasi Seorang Pembunuh” tersebut (selanjutnya akan disingkat “NSP”). Dalam kesembilan cerpennya yang terkumpul dalam buku kumpulan tersebut, tak ada satu pun yang menempatkan seks sebagai tema utama. Seandainya pun ada penyinggungan pembicaraan mengenai seks, hal tersebut semata-mata dikarenakan apa yang hendak diangkatnya dalam cerpen tersebut adalah seorang pelacur seperti dalam sebuah cerpennya yang berjudul “Di Sebuah Gerbong” (2004: 50-62).
 
Persinggungan Sihar dengan seks dalam cerpen “Di Sebuah Gerbong” tersebut, semata-mata, disebabkan Sihar berusaha mengangkat figur seorang pelacur sebagai tokoh utamanya. Meskipun demikian, dalam cerpennya yang berjudul “Di Sebuah Gerbong” tersebut, tak ada penggambaran akan pergumulan penuh hasrat dan birahi antara dua orang yang berlainan jenis. Justru yang coba dihadirkan oleh Sihar dalam cerpennya tersebut konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi seorang pelacur atas profesinya sebagai penjaja seks terhadap kehidupan yang dihadapinya.
 
Hal yang sama juga dapat ditemui dalam salah satu cerpennya yang lain yang berjudul “Sebuah Rahasia” (2004: 32-39) dan “Pelarian” (2004: 40-49) dan. Dalam kedua cerpennya tersebut Sihar juga menyinggung soal seks dan perselingkuhan seperti yang kerap terjadi di masyarakat kita saat ini. Tidak seperti Jenar Maesa Ayu, Dinar Rahayu, pun juga Ayu Utami dalam usahanya untuk mengangkat seks dan juga perselingkuhan, dalam karya-karya Sihar, sekali lagi, seks dan perselingkuhan tersebut bukanlah tema utama yang ingin diangkatnya.
 
Memang dalam cerpennya yang berjudul “Sebuah Rahasia” Sihar berusaha menceritakan dua orang yang berlainan jenis kelamin, yang keduanya sudah menikah, memadu kasih di sebuah pantai. Meskipun demikian, Sihar tidaklah berusaha menyoroti peristiwa narasi tersebut dalam sudut pandang kegairahan yang badaniah yang dipenuhi oleh hasrat birahi. Akan tetapi, ia lebih menggambarkannya sebagai kedua insan manusia yang tengah memadu kasih, dan ingin kembali mengenang memori percintaannya kembali.
 
Tidak ada pergumulan liar penuh dengan hasrat birahi dan kesyahwatan yang digambarkan Sihar dalam cerpennya yang berjudul “Sebuah Rahasia” tersebut. Hanya drama percintaan yang begitu melodramatis, yang dipenuhi oleh keinginan untuk saling memadu kasih, dan juga begitu perih, yang berusaha diperlihatkan oleh Sihar dalam cerpennya tersebut. Ia lebih melihat kekuatan cinta sebagai sesuatu yang tak dapat dielakkan daripada hal-hal yang lebih syahwati.
 
Begitu juga dalam cerpennya yang berjudul “Pelarian”. Dalam cerpennya yang berjudul “Pelarian” tersebut, bahkan Sihar, menggambarkan betapa sebuah peristiwa perselingkuhan dapat mengakibatkan berubahnya jalan hidup dan nasib seseorang. Diceritakannya dalam cerpennya tersebut, bagaimana seorang istri yang terpergok sedang asyik-masyuk berselingkuh pada akhirnya harus mati terbunuh. Dan si suami yang membunuhnya harus dengan suka rela mengubah jalan hidupnya dari menjadi seorang yang hidup tenang sebagai petani menjadi seorang pelarian. Dan hal tersebut terjadi, hanya karena semata-mata ia memergoki istrinya sedang asyik-masyuk dengan lelaki lain, ketika ia, si suami, pulang sehabis menggiring kambingnya.
 
Ini merupakan tragedi. Dan ini juga hal yang saat ini acapkali dapat ditemui dalam kenyataan sosial negeri ini sehari-hari. Cobalah saja lihat banyak sekali acara-acara televisi kita yang menampilkan berita-berita semacam itu. Dan ini menjadi bukan hal yang asing lagi. Peristiwa-peristiwa semacam itu tak ubahnya sudah bagaikan udara yang dihirup saban hari.
 
Bisa jadi ini juga merupakan sebuah kepekaan atas hidup dan kehidupan yang sedang terjadi dan melingkarinya, yang berusaha diperlihatkan oleh Sihar melalui cerpen-cerpennya dalam kumpulannya tersebut. Sebab sebagai seorang cerpenis, Sihar dituntut untuk memiliki kepekaan tersebut. Dan sebagai seorang sastrawan (meskipun muda) ia tak dapat mengelak dari takdirnya tersebut. Sebab bagaimana pun juga sebuah karya sastra tercipta tidaklah begitu saja jatuh dari langit! Karena sebuah karya sastra, apa pun bentuknya adalah sebuah wahana dialektika antara manusia, dengan dunia, dan juga Tuhannya.
 
Dan pada akhirnya, ya, barangkali memang ada benarnya apa yang ada di benak Sihar Ramses Simatupang ketika menciptakan cerpen-cerpen yang terangkum dalam kumpulannya tersebut bahwa hidup bukanlah melulu hanya soal seks semata. Dan di tengah gegap gempitanya penerbitan buku-buku sastra bertemakan seks, penerbitan buku kumpulan cerpen Narasi Seorang Pembunuh (Dewata Publishing, 2004) karya Sihar Ramses Simatupang seakan-akan menjadi sesepoi angin lain yang menyegarkan. Terima Kasih.
***

*) Penyair, esais, warga kota Surabaya. http://sastra-indonesia.com/2009/12/hidup-bukan-cuma-seks-kawan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar