Kamis, 28 Januari 2021

Membangun Lampung dengan Buku

Udo Z. Karzi *
lampungpost.com
 
Saya membaca sebuah artikel Abdullah Khusairi di rubrik buku berjudul Membangun Malayu dengan Buku (Padang Ekspres, 30 November 2009). Isinya tentang sebuah pesta. Bukan pesta bir atau hura-hura. Tapi, pesta buku.
 
Malam Anugerah Sagang yang digelar Yayasan Sagang di Hotel Ibis, Pekan Baru, pertengahan bukan Oktober lalu. Sebanyak 13 kategori anugerah diserahkan kepada lembaga dan persona yang layak menerimanya. Tapi yang paling penting dari acara ini adalah bagaimana enam buku diluncurkan.
 
Enam buku itu, Perjalanan Kelekatu (kumpulan sajak) karya Rida K. Liamsi, Tamsil Syair Api (sajak pilihan Riau Pos 2008), Bulu Mata Susu (kumpulan puisi) karya Ramon Damora, Dunia Melayu dalam Novel Bulang Cahaya dan Tempuling kumpulan sajak karya Rida K. Liamsi, kritik sastra oleh UU Hamidy, Pipa Air Mata (kumpulan cerpen Riau Pos 2008), dan Kampung Kusta (kumpulan karya jurnalistik) Rida Award 2008.
 
Semuanya diterbitkan Yayasan Sagang. Yayasan yang didirikan Seniman Perdana Rida K. Liamsi.
 
Membaca artikel ini, pikiran saya “kembali pulang” ke Lampung. Karena ingatan saya tidak lekang dari Negeribatin di ujung selatan Pulau Sumatera itu, saya modifikasi saja judul tulisan itu menjadi Membangun Lampung dengan Buku.
 
Agak malu hati juga sebenarnya kalau membicarakan dunia perbukuan di Lampung. Apalagi hendak membandingkan dengan Riau; jangan dikata Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
***
 
Berdasarkan data–dokumentasi ala kadarnya dari berbagai berita koran, Lampung Post terutama–sepanjang dua tahun (2007-2008), Lampung menghasilkan tidak sampai tidak sampai 20 buku yang ditulis orang Lampung (setidaknya yang mengaku orang Lampung), baik yang berdomisili di Lampung maupun tinggal di luar Lampung, baik diterbitkan penerbit di Lampung maupun penerbit luar Lampung.
 
Tahun 2007, terdapat buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung (Fadilasari), 100 M Dari Gardu Pos Kota (antologi puisi, Dewan Kesenian Metro/DKM), Kumpulan Dongeng dari Kalianda (Rudi Suhaimi Kalianda), Setengah Abad Alzier (Himawan Ali Imron, Hasanuddin Z. Arifin, dan Hermansyah), Peri Kecil di Sungai Nipah (novel Dyah Merta) Bau Betina (kumpulan sajak, Binhad Nurrohmat), Sastra Perkelaminan (kumpulan esai Binhad Nurrohmat), Laut Akhir (kumpulan sajak Isbedy Stiawan Z.S.), Lelaki yang Membawa Matahari (kumpulan sajak Isbedy Stiawan Z.S.), Goran (novel Imelda A. Sanjaya), dan Mak Dawah Mak Dibingi (kumpulan sajak Lampung Udo Z. Karzi).
 
Tahun ini, sampai dengan pertengahan Desember 2008, terdapat buku-buku Demonstran Sexy (kumpulan sajak Binhad Nurrohmat), The Bed Horse, Kuda Ranjang (kumpulan sajak dwibahasa Inggris-Indonesia Binhad Nurrohmat), Setiap Baris Hujan (kumpulan sajak Isbedy Stiawan Z.S.), 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional (Heri Wardoyo dkk.), Depo Manggarai (novel Nazaruddin), Luka di Champs Elysees (novel Rosita Sihombing), dan Gema Secuil Batu (kumpulan sajak Iswadi Pratama). Sebuah buku lagi, Menuju visi Indonesia 2030, Konstruksi Lampung Prespective (Mustafa), saya tidak tahu penerbit dan tahun terbitnya.
 
Lalu, Dewan Kesenian Bandar Lampung (DKBL) diberitakan (Lampung Post, 3-2) akan menerbitkan buku legenda yang berkembang dalam masyarakat. Waktu itu, yang sedang dipersiapkan, Legenda Sumur Putri. Tapi, sudah terbit atau belum, saya tidak tahu kabarnya.
 
Dari jauh, saya mendengar kabar dalam waktu dekat ini Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung (Unila) tengah mempersiapkan buku sejarah Teknokra. Dan, BE Press, sebuah penerbitan di Bandar Lampung memiliki perhatian khusus terhadap khazanah lokal Lampung mempersiapkan dua buku berbahasa Lampung, yaitu Cerita-Cerita jak Bandar Negeri Semuong (kumpulan cerita Asarpin Aslami) dan Di Lawok Nyak Nelepon Pelabuhan (kumpulan sajak Oky Sanjaya).
 
Dalam pengetahuan saya, setidaknya ada dua lagi nama penulis kelahiran Lampung yang produktif melahirkan buku, yaitu Anjar (Bandung) dan Eko Sugiarto (Semarang). Beberapa rekan asal Lampung, kabarnya, meski tidak berdomisili di Lampung juga menjadi penulis, bahkan memiliki penerbit sendiri.
 
Dari buku-buku yang disebut tadi, saya hanya menemukan nama Matakata, BE Press, dan Sijado sebagai penerbit buku di Lampung. Sebelumnya, beberapa penerbit Lampung sempat melahirkan buku: Universitas Lampung Press, Teknokra, Dewan Kesenian Lampung (DKL), Bumilada, Pustaka Melayu, Warna, Jung Foundation, dan beberapa LSM. Data ini tidak memasukkan penerbitan proyek yang diselenggarakan pemerintah karena tidak beredar di masyarakat umum, tidak dijual, dan distribusi yang terbatas.
 
Data ini, boleh jadi, jauh dari akurat. Selain saya tidak memiliki buku-buku tersebut, saya juga tidak memiliki akses informasi yang memadai. Tapi, apa pun, tulisan ini sebenarnya hanya semacam ingatan dan/atau untuk mengingatkan saja.
***
 
Kembali kepada gagasan membangun Lampung dengan buku, agaknya pikiran ini jauh dari populer. Sepanjang tahun 2008 dan 2009, energi orang Lampung sepertinya telah dan akan terkuras untuk hal-hal yang lebih konkrit dan lebih praktis. Pemilihan kepada daerah (pilkada) tahun 2008 dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 lebih jelas kontribusinya untuk kehidupan dan penghidupan bagian sebagian orang. Proyek-proyek fisik yang menelan jutaan bahkan miliaran rupiah tentu lebih nyata juntrungannya. Jangan kata ada momentum pilkada dan pemilu, dalam kondisi normal sekalipun, sedikit sekali yang konsen dengan kerja-kerja budaya dan intelektual.
 
Namun sekecil apa pun, saya masih berharap ada pihak-pihak yang sedikit peduli dengan kerja-kerja budaya dan intelektual semacam menerbitkan buku. Masyarakat Lampung, saya pikir, harus berterima kasih banyak kepada Isbedy Stiawan Z.S. yang produktif menghasilkan buku-buku karya sastra. Secara tidak langsung, Isbedy telah memperkenalkan (kebudayaan) Lampung ke berbagai belahan bumi dan menyumbang pemikiran yang tidak sedikit bagi pembangunan Lampung melalui karyanya (baca: buku).
 
Selebihnya, ada juga Panji Utama, Binhad Nurrohmat, M. Arman A.Z., Dyah Merta, Y. Wibowo, Dina Oktaviani, dan lain-lain yang tadi sudah disebut-sebut. Dan, yang paling anyar, Iswadi Pratama (dengan gegap gempita saya sambut buku puisi perdanamu, Gema Secuil Batu). Yang lain, semoga menyusul melahirkan buku.
 
Pertanyaannya, mengapa harus buku? Soalnya, intelektualitas–tanpa harus mengutip sesiapa pun–sangat lekat dengan pemikiran dalam bidang apa pun (sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya). Pemikiran yang komprehensif, sistematis, dan tentu saja gampang dikutip adalah pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan pendek (sebuah artikel, sebuah puisi, sebuah cerpen), hanyalah sepercik pemikiran dari sebuah gagasan yang luas dari si penulis. Maka, agar pemikiran seorang menjadi utuh, setidaknya berupaya mencapai utuh, dia harus dibukukan.
 
Membangun Lampung dengan buku, dengan demikian, sebuah upaya membangun Lampung dengan pemikiran yang lebih komprehensif, sistematis, dan utuh; yang dilakukan seorang penulis, sastrawan, budayawan, pemikir, intelektual atau cendekiawan. Semua profesi ini dalam tataran yang setara: menulis dan menerbitkan buku.
 
Bagi kebanyakan orang (biasanya disebut awam) mungkin sama sekali tidak terpikirkan untuk membangun Lampung dengan buku. Intelektualitas dan buku memang sebuah upaya untuk tidak menjadi awam, menjadi orang kebanyakan. Upaya menulis buku secara kasat mata memang tidak menguntungkan, tetapi Lampung akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari gagasan-gagasan yang dielaborasi dalam buku. Dalam bahasa yang sekarang populer: menjadi inspirasi (inspiring) bagi pembangunan Lampung.
***
 
Secara khusus, saya hendak menyinggung sedikit tentang sebuah tradisi baru. Setelah Hadiah Sastera Rancage 2008 diberikan sastra Lampung, tidak bisa tidak setiap tahun harus ada buku sastra Lampung yang masuk penilaian Rancage. Sebab, sejak 2008 Yayasan Kebudayaan Rancage akan rutin memberikan Hadiah Rancage untuk sastra empat bahasa Sunda, Jawa, Bali, dan Lampung. Dengan kata lain, tidak ada pilihan lain, Lampung harus menerbitkan buku sasta Lampung minimal satu buku satu tahun. Tidak boleh putus. Ini serius.
 
Dalam sebuah wawancara (The Jakarta Post, 11 Februari 2008), saya mengatakan kondisi ini sebagai kabar gembira untuk sastra dan sastrawan Lampung sekaligus tantangan yang tidak mudah. Soalnya menerbitkan buku sastra Lampung jelas tak untung. Karena itu, pemerintah daerah, penerbit buku, perguruan tinggi, usahawan, sastrawan, dan masyarakat Lampung harus benar-benar mau menyisihkan waktu, tenaga, dan dana untuk membangun tradisi baru bahasa dan sastra Lampung: menulis dan menerbitkan sastra Lampung!
***
 
Upaya membangun dunia perbukuan di Lampung dan sekaligus juga mendorong kemajuan Lampung melalui dunia pemikiran (buku) memang tidak mudah. Tapi, bukan hal yang utopis. Pengembangan perbukuan di Lampung harus melibatkan banyak pihak. Mari memajukan Lampung dengan buku.
***
 
*) Editor pada BE Press, Bandar Lampung, sementara ini tinggal di Pangkalan Bun, Kalteng. http://sastra-indonesia.com/2011/03/membangun-lampung-dengan-buku/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar