Rabu, 27 Januari 2021

REMY SYLADO: MELUKIS KEHIDUPAN LEWAT KATA

Sutejo
Ponorogo Pos
 
Ada ungkapan menarik dari Remy Silado, “Orang mengamati kehidupan lalu menyimpan dalam daya kreatif. Sewaktu-waktu bisa dia panggil untuk dijadikan tulisan.” (Mata Baca, edisi September 2005:8). Realita, karena itu, adalah kekuatan alam yang dapat berdaya magis bagi pemilik daya kreatif. Ia sebentuk cakra kehidupan yang senantiasa memancarkan makna. Kehidupan itu menjadi semacam tempat rekreasi mata, kemudian menjadi rekreasi hati jika kita meminjam ungkapan Ibnu Duraid.
 
Sebab, Ibnu Duraid ketika para sahabatnya banyak bercerita tentang keindahan alam dan realitanya, dia bilang bahwa “Kitab ‘Uyunul Akhbar karya Al Qatabi, Az-Zuhroh karya Ibnu Abi Thahir merupakan tempat rekreasi yang luar biasa. Mengapa? Memang, buku menjadi tempat ”meditasi”, berenung, dan berdialog tentang berbagai pernik kehidupan. Menulis dan membaca, tentu, merupakan sarana penting yang menghubungkan keduanya.
 
Kepekaan menangkap realitas, karenanya, sangat dibutuhkan oleh penulis. Meskipun, media misalnya, dalam pandangan Remy Silado, pertama-tama akan melihat nama, tetapi bukan berarti hal itu merupakan jaminan mutlak. Di sinilah, maka pentingnya kreativitas penulis untuk berani berbeda dengan yang lain. Lha, keberanian ini bisa dimulai dari main-main berbeda yang dapat dimuat di buletin maupun majalah dinding sekolah (kampus).
 
Meskipun memang, ada teori bahwa di dalam menulis yang termudah adalah pengekoran tetapi tentunya, yang dibutuhkan adalah pengekoran yang kreatif. Jika tidak kita hanya akan menjadi fotokopi saja dari para penulis yang lainnya. Bakat nyleneh dibutuhkan. Baik itu dalam pengungkapan maupun dalam membuat lompatan berbahasa. Istilah Remy Silado, bagaimana bahasa dan kalimat yang disusun juga beraroma rasa tertentu (wah, tentu, yang ini bukan aroma stroberi, apel, atau apokat). Tetapi, bagaimana bahasa dan kalimat itu bernas; menghindari bahasa manerisme (klise).
 
Untuk itulah, maka keberanian memilih kata yang jarang dipergunakan juga tantangan berani yang perlu dipilih penulis. Begitulah, Remy Silado bermula di masa SMP sering mendapat tugas menulis cerpen dari guru bahasa Indonesianya. Dengan, pengalaman ini ia semakin tertantang untuk kreatif memilih dan melakukan sesuatu bahasa yang berbeda, baik rasa dan kata. Tak heran, ini kemudian yang melambungkannya menjadi penulis, seniman, pemusik yang luar biasa karyanya.
 
Ada pesan menarik, barangkali yang dapat dipetik, bahwa dalam pembelajaran di sekolah, maka guru bahasa Indonesia sebanyak mungkin memberikan pengasuhan dan pendampingan dalam kepenulisan ini. Sebuah ritus persalinan kata-kata yang hanya bisa lahir dari para ”ibu kandung” yang matang (baca: guru), yang akan memikat pembaca. Ibu kandung ini tentu adalah seorang penulis yang bertali rasa dengan realita, bercakra dalam imajinasi, dan berjangkar dalam sangkar hati.
 
Budaya cangkeman, budaya mulut (istilah Remy Sylado), sebaiknya mulai disimpan; budaya susun kata dan ungkap pikir dalam jernih rasa menjadi alternatif mendewasakan manusia. Jika para guru saja tersesat dalam jual beli karya ilmiah, maka ini merupakan pemunafikkan dari kodrat manusia ”sang penulis” (ingat: metaforik surat Al-’Alaq). Barangkali, ini akan menjadi ”dosa terbesar” lain yang ”tidak terampuni”. Karena ideologi gengsi dipuja dan manajemen isi dikebumikan. Sebuah realita pesakitan tapi dirayakan tanpa malu dan rasa, sehingga semakin mengerdilkan pikiran anak-anak zaman.
 
Jika kita mau berguru pada para penulis, katakanlah, Remy Sylado atau Ibnu Duraid yang disebutkan di awal tulisan ini; maka sebenarnya kita dapat mudah untuk melakukannya. Bukan terbalik, seakan-akan cerdik berkarya karena lolos kepangkatan sambil pamer pangkat kepada koleganya. Sebuah dusta yang akan melahirkan generasi penipu di masa depan. Sudah bukan rahasia umum, jika para guru banyak pergi ke ”mesin jahit intelektual” untuk berbagai kepentingan: pangkat dan sertifikasi.
 
Marilah kita ajari mereka untuk belajar olah kata, memasak kalimat dengan bumbu kehidupan, sehingga antara hati dan kata anak-anak zaman ini tidak semakin buram. Perjalanan seribu kilometer, tentu, dialawali dari langkah pertama (dalam dunia motivasi hal ini sudah menjadi filosofi gerak). Jika perjalanan kreativitas kepenulisan anak bangsa ini kita tebarkan, langkah kesadaran untuk tidak gemar menipu adalah alternatif langkah pertama itu.
 
Melangkahlah anak-anakku, generasi kata yang tidak terhenti oleh sindiran orang tak pendidikan, ”Ah, teori!” Jadikanlah, diri kita museum kehidupan yang setiap saat sejarah dapat digugah, kenyataan dapat dirasa, dan perubahan dapat dicerna. Karena cermin kehidupan begitu mudah kita temukan dalam karya anak-anak yang tenang, senang, bercengkerama di musium kehidupan. Rawatlah generasiku, musium kehidupan ini untuk monumen sukses Anda di masa depan! Begitulah, barangkali bahasa motivasi jika kita petik dari bahasa metaforik Remy Sylado. Kehidupan katanya, menyimpan daya kreatif. Hidup harus kreatif, terlebih menulis wajib kreatif.
 
Pendek kata, jika kita berguru pada Aristoteles dengan teori mimetik-nya, sesungguhnya secara historis makna museum kehidupan yang berdaya kreatif ini adalah pesan terus penting dibumikan. Puluhan buku –yang cenderung berbeda dari Remy Sylado— adalah wujud kreativitasnya. Cau Bau Kan, Kerudung Merah Kirmidzi, Kerygma dan Martyria adalah contoh buku-bukunya yang khas dalam pemilihan diksinya. Sebuah pemantik untuk menelisik di satu sisi dan di sisi lain memberikan ”ruang kreatif” yang tak bertepi.
 
Permasalahannya adalah bagaimana membumikan makna kreatif ini bagi kita? Semuanya, memang tergantung kita. Tetapi, jika kita menyadari keberhasilan hidup yang dipilih seseorang sesungguhnya buah gerak dari idola yang telah mengendap ke bawah sadar kita. Karena itu, endapkanlah menjadi bagian bawah sadar sehingga akan mengkarakter. Karakterisasi seorang penulis, pada akhirnya, adalah ujung yang ”mutlak” harus kita temukan. Begitulah kemudian jika kita sudah tersadar: ternyata gaya masing-masing penulis sungguh beragam. Budi Darma, Putu Wijaya, Remy Sylado, Kuntowijoyo, Seno Gumira Adji Darma, Ayu Utami, Joni Ariadinata, dan puluhan penulis muda lainnya.
 
Kilauan karya mereka sesungguhnya jendela yang terbuka. Pintu kehidupan bagi bangsa yang besar dan sadar. Dan, pijar penuntun bagi kita yang terkesima oleh dunia kreatif yang menyadarkan.
***
 
http://sastra-indonesia.com/2008/11/remy-sylado-melukis-kehidupan-lewat-kata/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar