Kamis, 20 Mei 2021

Dosen saya Sapardi Djoko Damono

Budiman Hakim
umum.kompasiana.com
 
Sejak kecil saya suka banget sama puisi, dan cukup banyak puisi yang tercipta. Bahkan beberapa yang diri anggap bagus saya kirim ke berbagai majalah dan Koran. Hasilnya? Luar biasa! Ga ada satupun yang pernah dimuat. Akhirnya diri ini menyimpulkan, bahwa kecintaan terhadap puisi ternyata cuma bertepuk sebelah tangan.
 
Sayangnya ketika kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, saya ketemu seorang dosen yang seorang penyair juga. Namanya Sapardi Djoko Damono. Gara-gara ketemu dia, kecintaan saya pada puisi yang sempat padam tiba-tiba kembali membara. Apalagi Bapak Sapardi ini sangat dekat dengan mahasiswanya. Satu-satunya guru/dosen yang saya masih bisa bertemen setelah sarjana ya cuma sama Bapak Sapardi ini.
 
Sejak kecil saya sering membaca puisi-puisinya. Berbeda dengan puisi-puisi penyair lain yang susah dimengerti, karya-karya SDD (panggilan sayang mahasiswa-mahasiswanya) lebih membumi. Simbol-simbulnya juga ga terlalu banyak. Paling satu atau dua simbol. Topik yang dipilih pun juga simple-simpel aja. Saya ga pernah bosan baca puisi-puisi beliau, padahal udah hapal di luar kepala. Ini salah satu puisi SDD yang saya suka:
 
Berjalan ke barat di waktu pagi hari
 
Waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi
Matahari mengikutiku di belakang
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri
Yang memanjang di depan
 
Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami
Yang telah menciptakan bayang-bayang
Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami
Yang harus berjalan di depan
***
 
Bagus banget ya? Setiap kali berangkat kuliah saya selalu ‘ngeliat’ bayang-bayang saya di trotoar yang memanjang di depan, tapi sama sekali ga memicu ruang kreatif di benak saya. Tapi untuk SDD ternyata lain. Begawan puisi ini langsung merekam adegan itu dalam bentuk puisi dan terciptalah karya yang sarat makna ini.
 
Ada lagi satu puisinya yang juga saya suka banget. Kelebihan dari puisi ini adalah bagaimana SDD menyentuh insight pembacanya. Puisi ini dikemas dengan sederhana, dan kita dapat memahaminya tanpa mengerutkan dahi:
 
MAKA PADA SUATU PAGI HARI
 
Maka pada suatu pagi hari dia ingin sekali
menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu
Dia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik
dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja
sambil menangis dan tak ada orang bertanya “Kenapa?”
 
Dia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk
memecahkan cermin, membakar tempat tidur
dia hanya ingin menangis lirih saja
sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi.
Pada suatu pagi.
***
 
Puisi ini membuktikan bahwa sebuah puisi ga harus ribet. Kan ada sementara orang yang menganggap bahwa semakin susah dimengerti, maka semakin baguslah puisi itu. Lihatlah puisi SDD di atas. Sederhana banget tapi mengena. Kenapa mengena? Siapakah manusia di dunia ini yang ga pernah mendadak moodnya berubah mellow kayak tokoh di atas? Pasti semuanya pernah mengalami kan? Nah SDD mengabadikannya untuk bahan renungan buat kita semua.
 
Walaupun keliatannya cuek? Diam-diam SDD sangat memperhatikan mantan-mantan mahasiswanya. Dia keheranan mengapa banyak mahasiswanya yang terjun ke periklanan. Udah capek-capek belajar sastra kok malah terjun ke bidang lain? Mungkin gitu kali yang ada di otaknya. Keheranan Sapardi menjadi-jadi ketika ngeliat orang-orang iklan selalu ngomongin iklan melulu. Segala macam topik selalu dihubungkan sama iklan. Keheranan yang membukit ditumpahkannya juga dalam puisi di bawah ini:
 
IKLAN
 
Ia penggemar berat iklan. “Iklan itu sebenar-benar hiburan,” kata lelaki itu.
“Siaran berita dan cerita itu sekedar selingan”
Ia tahan seharian di depan televisi. Istrinya suka menyediakan kopi
dan kadang-kadang kacang atau kentang goreng
untuk menemaninya mengunyah iklan
 
Anak perempuannya suka menatapnya aneh jika ia
menirukan lagu iklan Supermi – kepalanya bergoyang-goyang
dan matanya berbinar-binar
Anak lelakinya sering memandangnya curiga jika ia tertawa
melihat badut itu mengiklankan sepatu sandal – kakinya
digerak-gerakkannya ke kanan-kiri
Dan istrinya suka tidak paham jika ia mendadak terbahak-bahak
ketika menyaksikan iklan tentang kepedulian sosial itu – dua tangannya
terkepal dan dihentak-hentakkannya
 
Lelaki itu meninggal seminggu yang lalu; konon kata yang
terakhir diucapkannya sebelum “Allahuakbar” adalah “Hidup Iklan!”
 
Sejak itu isterinya gemar duduk di depan televisi,
bersama anak-anaknya, menebak-nebak iklan mana gerangan
yang menurut dokter itu telah menyebabkannya begitu
bersemangat sehingga jantungnya mendadak berhenti.
***
 
SDD juga menulis puisi tentang cinta. Judulnya “Aku ingin.” Mungkin puisi ini yang paling dikenal oleh orang. Saya sering liat puisi ini dicetak di undangan-undangan perkawinan. Puisi ini juga telah dijadikan lagu oleh seorang sahabat saya namanya AGS Arya Dipayana. Begitu bagusnya puisi dan lagu ini, sehingga dijadikan soundtrack film “Cinta dalam sepotong roti.”
 
AKU INGIN
 
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat
diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
 
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada
***
 
Ada cerita lucu sekaligus miris seputar puisi ini. Saya dapet cerita ini dari sahabat saya perempuan, namanya Reda L Gaudiamo. Reda cerita bahwa ada pasangan yang sedang menikah di gereja. Mereka mengutip puisi “Aku ingin” karya SDD ini di kartu undangannya. Masalahnya yang tercetak di undangan itu penulisnya bukan Sapardi Djoko Damono. Tebak siapa coba? Percaya atau tidak di sana tercetak penulisnya adalah Khalil Gibran.
 
Pas lagi acara pemberkatan, pasturnya ngomong ke kedua mempelai.
 
“Puisi ‘Aku ingin’ ini memang bagus, tapi kalian salah menulis penyairnya. Yang benar adalah Bapak Sapardi Djoko Damono. Bukan Khalil Gibran.” kata Si Pastor yang kebetulan mengenal SDD.
 
Anehnya si mempelai perempuan ngeyel banget orangnya. Dia nyaut dengan penuh kepercayaan diri, “Bukan Bapak. Saya yakin sekali kalo puisi itu karya Khalil Gibran.”
 
“Oh kamu keliru. Saya tau benar ini karya Bapak Sapardi.” kata Pastor dengan suara sabar.
 
“Mungkin Sapardi cuma menerjemahkan saja Bapak. Tulisan aslinya pasti Khalil Gibran.” sahut mempelai perempuan.
 
“Kenapa kamu sangat yakin kalau ini karya Khalil Gibran?” tanya sang Pastor penasaran.
 
“Ya mana mungkinlah orang Indonesia bisa bikin tulisan sebagus itu.” sahut mempelai perempuan itu.
 
Ya Allah maafkanlah perempuan itu, sesungguhnya dia tidak mengerti apa yang sedang dikatakannya.
 
Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Sapardi Djoko Damono. Dosen sekaligus teman saya. I love you Pak SDD. Semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat. Amin3X.
 
***

http://sastra-indonesia.com/2010/09/dosen-saya-sapardi-djoko-damono/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar