Kamis, 27 Mei 2021

Representasi Simbol Cahaya

Peresensi: Arif Hidayat
stainpress.com
 
Judul Buku: Mistisisme Cahaya
Penulis : Heru Kurniawan
Penerbit : Grafindo dan STAIN Purwokerto Press
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : xiii + 228
 
Filosofi mengenai cahaya sangat menarik perhatian, terutama bagi para pemikir Neo-Platonik. Perspektif mengenai cahaya secara filosofis sebenarnya telah dikemukakan oleh Suhrawardî (dalam Hikayat al-Isyraq) dan al-Ghazali (dalam Miskyat Cahaya-cahaya) beberapa waktu yang lampau. Keyakinan Suhrawardî dan al-Ghazali didasarkan kepada al-Qur’an surat an-Nur dan hadis tentang “Tujuh Puluh Ribu Tabir Cahaya dan Kegelapan”. Uraian-uraian mengenai cahaya seolah tidak ada habis-habisnya, seperti benang yang sangat panjang, bahkan masih menyimpan tabir kehidupan yang kaum rasionalisme tak bisa menjangkaunya.
 
Cahaya yang dalam pandangan kita berarti penerang kehidupan memiliki sisi lain berdasarkan pemikiran Heru Kurniawan. Adapun pemikiran Heru Kurniawan dalam buku ini merupakan kajian terhadap buku puisi Rumah Cahaya karya Abdul Wachid B.S., yang diinterpretasikan berdasarkan hermeneutika Paul Riceour.
 
Cahaya dalam buku ini dipandang sebagai simbol yang merepresentasikan esensi religius. Simbol cahaya memiliki beberapa struktur uraian, di antaranya; penandaan yang di dalamnya memiliki sebuah makna langsung, pokok atau literer menunjuk kepada makna tambahan, makna lain yang tidak langsung, sekunder dan figuratif yang dapat dipahami hanya melalui yang pertama (hal. 27).
 
Sebab itu, pembuktian mengenai sajak “Rumah Cahaya” sebagai kesadaran “aku-lirik” akan kehadiran Tuhan harus diuraikan secara berlapis-lapis. Yaitu, cahaya sebagai penerang kehidupan, cahaya sebagai petunjuk tuhan, dan cahaya adalah Tuhan itu sendiri yang mewujud di dalam diri “aku-lirik”. Dasar uraian tersebut identik dengan konsepsi ta’wil yang selalu mencari kontekstualisasi dari teks, dan kontekstualisasi dalam kajian ini adalah surat an-Nur ayat 35. Dalam surat itu dijelaskan bahwa Allah adalah Cahaya langit dan bumi, yang dalam pandangan Heru Kurniawan memiliki nilai mistik karena persepsi ini dalam tradisi mistisisme Islam mempunyai kesamaan eksistensi.
 
Kehadiran cahaya sebagai simbol dalam buku ini dirujuk seperti halnya kerja dari cermin. Cahaya memancar dari matahari ke bintang dan bulan, kemudian dari bintang dan bulan memancar ke bumi sebagai penerang. Tarik-menarik cahaya seperti magnet oleh antarbenda inilah yang menjadikan kehidupan tetap terjaga hingga sekarang. Yang permasalahan dari pembahasan ini adalah menelusuri mula dari cahaya, yaitu dari Yang Ahwal. Pendapat ini dikemukakan oleh Suhrawardî dan al-Ghazali (hal.88).
 
Kehadiran cahaya seperti itu ketika di bumi mampu merepresentasikan Dzat Yang Agung, yakni melalui wakil-Nya. Dia dikenal oleh makhluk-Nya melalui manifestasi-Nya, sedangkan Dia sendiri tidak terlihat. Kejadian ini sebenarnya bersifat esoteric, namun rahasia secara imanen membutuhkan penyingkapan (kanz makhfîan) untuk dikenal.
 
Secara substansi, cahaya tidak terlihat seperti halnya kita melihat matahari dengan mata secara langsung, tanpa atmosfer, hanya saja cahaya dapat membuat yang lain terlihat. Dari benda-benda di bumi yang saling memantulkan cahaya itulah kita dapat melihat. Bumi adalah tanah, maka bumi tempat manusia penuh dengan kegelapan yang membutuhkan cahaya dari langit. Dalam kegelapan itulah benda-benda saling memantul cahaya seperti cermin. Terminologi ini dapat kita temukan dalam tradisi mistisisme Islam, yang disebut juga tasawuf atau sufisme.
 
Barangkali yang menarik perhatian dalam buku ini adalah hubungan antara prespektif cahaya di Timur Tengah dengan cahaya di tanah Jawa. Hubungan ini harus diteliti secara historis yang membutuhkan kronologi masuknya (baca: persebaran) Islam ke Jawa.
 
Cahaya di Nusantara
 
Dalam perkembangan tasawuf di Nusantara, Hamzah Fansuri kiranya sufi yang dapat menerima pernyataan Tuhan sebagai Cahaya. Ajaran Wachdatul al-Wujud itu menjadi buktinya, karena ajaran ini memandang Tuhan dan alam semesta menyatu. Cahaya secara eksistensinya bagian dari alam semesta. Karena itu, cahaya dalam kesehariannya memberi kehidupan kepada pohon, rumput, dan hal lain yang terbentang di alam semesta, termasuk manusia. Ajaran Hamzah Fansuri yang termuat di dalam puisi tersebut memberi warna pada alur puisi sufi di Indonesia.
 
Prespektif cahaya di Timur Tengah diuraikan secara filosofis oleh Suhrawardî dan al-Ghazali. Pemahaman ini terkait dengan cahaya yang menjangkau realitas lahir dan batin. Artinya, cahaya dijelaskan secara fisik dan secara filosofis melalui tamsil. Adapun istilah cahaya dalam perkembangan tasawuf di Nusantara mewujud dalam teks-teks puisi. Bahkan, dalam dekade 1980-an prespektif cahaya dalam puisi lebih merupakan wacana ideologis, mengingat pada waktu itu merupakan kebangkitan puisi sufi di Indonesia.
 
Pandangan cahaya dalam perkembangan tasawuf di Nusantara dan mengalir dalam perpuisian Indonesia dalam buku ini dimaksudkan sebagai konteks dari sajak “Rumah Cahaya”. Sementara itu, simbol cahaya dalam sajak itu diinterpretasikan sebagai hidayah dari Tuhan atas zaman yang serba virtual ini. ‘Kesendirian rumah cahaya inilah yang bangkit/ mendekap manusiaku’. Manusia yang secara esensinya tanah berarti kegelapan sehingga membutuhkan Tuhan untuk menemukan jati dirinya. Hanya Tuhanlah tempat kembali. Demikianlah uraian-uraian cahaya sebagai simbol memiliki nilai mistik.
 
Karena kajian ini bersifat tekstual, maka interpretasi didasarkan pada penelitian-penelitian tokoh terdahulu yang kemudian ditautkan dengan paradigma Islam yang lebih spesifik mengenai realitas cahaya sebagai gerak mistik. Lapis-lapis analisis yang diramu dengan sistematika ilmiah ini terkesan seperti “narasi historis” mengenai kedatangan cahaya. Kita dengan nalar dan jiwa yang bersih akan lekas paham mengenai esensi cahaya sebagai simbol, apalagi buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan, jelas, dan dengan gaya esai. Buku yang mulanya tesis ini, tidak tampak seperti tulisan ilmiah pada umumnya.
***

*) ARIF HIDAYAT, lahir di Purbalingga 7 Januari 1988. Sedang menulis skripsi di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Alamatnya Banjarsari Rt 04/Rw 7 Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah 53353, e-mail: dayat_pr@yahoo.com HP 081911308227. http://sastra-indonesia.com/2011/02/representasi-simbol-cahaya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar