Agus
Buchori *
Seseorang yang menulis itu laksana buah kelapa
di pantai yang menjatuhkan buahnya ke laut. Buah itu akan melanglang buana,
tumbuh dan berkembang di tempat ia terdampar pada akhirnya.
Itulah
analogi manfaat menulis yang diberikan Tere Liye, penulis puluhan novel best
seller, dalam seminar literasi di aula KH Abdurrohman Syamsuri Pondok Pesantren
Karangasem Paciran, Minggu (7/1/2018).
Seminar
dengan tema Generasi Millenial Mengubah Hidup dengan Ciptakan Karya Abadi
Sepanjang Masa ini dihelat oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMAM6 Ponpes
Karangasem Paciran untuk menumbuhkan budaya baca dan tulis di lingkungan
pelajar dan masyarakat.
“Di
samping juga untuk pelajar di lingkungan SMAM6 Ponpes Karangasem, kita membuka
seminar ini untuk umum dengan tujuan agar semangat literasi tumbuh juga di
sekitar kita,” terang Akbar Al Mubasyir, humas panitia seminar.
Kurang
lebih 500 peserta yang hadir adalah pembaca setia novel karangan Tere Liye yang
datang dari berbagai daerah sekitar Lamongan, meliputi Tuban, Bojonegoro dan
Gresik. Antusiasme peserta semakin meningkat saat sesi tanya jawab yang dipandu
oleh Agus Buchori sebagai moderator.
Pertanyaan
menarik yang dijawab Tere Liye dengan antusias pula datang dari Chandra,
peserta dari Bojonegoro. Ia menanyakan tip mempertahankan motivasi dalam
menulis.
“Dengan
menulis kita bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang kadang
itu menjadikan perubahan yang sangat tak terduga terhadap karakter maupun
perilaku seseorang yang telah membaca karya kita. Itulah salah satu motivasi
saya terus tetap berkarya dan berkarya,” jawabnya
Selama
pemaparan materi seminar ini, Tere Liye banyak mengisahkan proses dirinya
bagaimana ia sampai menjadi seperti sekarang ini. Dimulai sedari kecil yang
sering menuliskan apa saja hingga iseng-iseng kirim karya ke media massa.
Kendati
semua itu tidak semulus yang dibayangkan orang. Penolakan dan penolakan adalah
santapan yang ia anggap sebagai sarana belajar dan belajar.
Dengan
lantang ia mengatakan, “meski sudah melahirkan banyak novel best seller jangan
dikira saya nggak pernah dapat cibiran. Saya masih sering dibully dikatakan
bahwa karya saya jelek dan nggak bermutu. Tapi, kalau saya berhenti berkarya
hanya karena dapat kritikan dan cibiran maka saya tamat sebagai penulis.”
Dalam
versinya, Tere Liye memberikan syarat seseorang untuk menjadi penulis yaitu
pertama, motivasi, alasan seseorang menulis yang harus disadari oleh orang itu
sendiri. Kedua, menulislah hal hal yang ia suka. Ketiga, teknik menulis yang
baik yaitu dengan jalan menulis tiap hari karena dari situlah tulisan yang baik
itu tercipta.
“Karena
menulis itu keterampilan dan setiap keterampilan harus dibiasakan,” putusnya.
*) Cipoer Pantura Lamongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar