Rabu, 28 Juli 2021

Kebenaran dan Dusta dalam Radhar

KEBENARAN DAN DUSTA DALAM SASTRA
Penulis : Radhar Panca Dahana
Penerbit : Magelang, Indonesia Tera, 2001
Tebal : xiv + 260 hlm.
Peresensi : Manneke Budiman *
majalah.tempointeraktif.com
 
PERSOALAN dusta dan kebenaran dalam sastra tidak hanya tua dari segi usia. Bagi sebagian pemerhati sastra, ia mungkin juga sudah dianggap usang. Riwayat perdebatan mengenai dusta dan kebenaran dalam sastra ini dimulai dari Plato, dilanjutkan oleh Aristoteles, diramaikan oleh Oscar Wilde, dipolitisasi oleh rezim-rezim komunis, dan kini dihidupkan lagi oleh Radhar Panca Dahana.
 
Tampaknya Radhar menganggap dusta dan kebenaran dalam sastra masih enak dikutak-kutik dan perlu digugat kembali. Pada dasarnya Radhar hanya hendak mengukuhkan pandangan yang membuat dikotomi antara fakta dan fiksi, kenyataan dan imajinasi, ideologi dan estetika. Masing-masing memiliki teritori sendiri, dan intrusi dari wilayah yang satu ke wilayah lain mesti diharamkan.
 
Pilihan istilah oleh Radhar, “kebenaran” dan “dusta”, tentu saja suatu pilihan strategis karena, selain mampu mendramatisasi persoalan, pilihan tersebut juga memungkinkan penulis bermain-main dengan kebenaran dan dusta di dalam sebuah lokasi yang selalu menolak dipetakan, apalagi didikotomikan, yakni sastra.
 
Mengatakan bahwa Radhar sedang “bermain-main” tidaklah berlebihan. Bagaimanapun, sastra, seperti pernah dinyatakan Jacques Derrida dalam suatu wawancara, dapat mengatakan apa pun tentang apa saja, dan karena itu tidak perlu repot-repot dimintai pertanggungjawaban.
 
Dalam hal ini, “mengatakan apa pun tentang apa saja” bisa dipahami sebagai “dusta boleh, kebenaran pun oke” atau bisa pula berarti “dengan demikian, semuanya dusta dan tak perlu ditanggapi dengan serius”. Ambivalensi strategis seperti itu tecermin dalam beberapa aspek buku Kebenaran dan Dusta dalam Sastra.
 
Ada situasi ketika sang penulis mengidentifikasi diri sebagai “aku” dan dengan enak berbicara sebagai seorang seniman yang, ketika membuat pernyataan-pernyataan dan asumsi-asumsi, tidak merasa perlu memberikan alasan rasional, pembuktian, ataupun ilustrasi. Namun, ada pula saat-saat ketika penulis menyebut dirinya “saya” dan dengan serius berbicara sebagai seorang kritikus sastra atau seni yang didukung oleh argumen serta pembuktian berbau ilmiah.
 
Kapan penulis berganti persona dan di mana batas antara wilayah kredo dan wilayah kritik tidak begitu jelas dan, bagi Radhar, barangkali tidak perlu jelas. Dolanan Radhar lainnya adalah kritik yang ia lancarkan terhadap strukturalisme Saussure, yang katanya telah meniadakan sosok penyair sebagai subyek dan terlalu mengagungkan bahasa sebagai sistem.
 
Tetapi, pada saat yang sama, Radhar juga secara strategis memanfaatkan sistem struktural yang dikritiknya itu untuk menciptakan oposisi-oposisi biner, seperti kebenaran atau dusta, sastra atau nonsastra, sastra untuk sastra dengan sastra untuk masyarakat, kritikus atau pembaca.
 
Padahal pemahaman atas dunia berdasarkan oposisi-oposisi biner inilah sumbangan terpenting Saussure dan strukturalisme, meskipun hal itu kini telah didekonstruksi oleh para pemikir posmo dan nabi-nabi “Jalan Ketiga”.
 
Radhar tidak sedang berdusta, tentu saja, tapi semoga ia juga tidak sedang berpretensi menyampaikan kebenaran. Namanya juga main-main. Maka, dusta pun bisa menjadi kebenaran dan, sebaliknya, kebenaran bisa jadi dusta. Ini yang dikatakan Radhar dalam bukunya.
 
Ia tampaknya juga menyadari bahwa yang namanya “fakta” atau “kebenaran” kini justru sedang menghadapi gugatan dari para pemeluknya sendiri, yaitu kaum ilmuwan, filsuf, dan bahkan agamawan.
 
Sebab, konon fakta atau kebenaran adalah hasil rekayasa canggih terhadap imajinasi. Di lain pihak, kini fiksi justru merebut lahan tetangga dengan mencoba menjadikan dirinya sebagai sarana pemberita kebenaran, dan ini suatu hal yang dikecam keras oleh Radhar.
 
Sastra masuk koran itu baik, tapi koran masuk sastra itu haram hukumnya. Di tengah sinyalemen miskinnya kritik sastra atau seni di Indonesia (belum jelas ini dusta atau kebenaran), buku Radhar Panca Dahana patut disambut: bukan sebagai kebenaran dan bukan sebagai dusta, melainkan sekaligus sebagai kebenaran dan dusta.
 
Itu sebabnya, pada judul, Radhar memilih kata sambung “dan”, bukan “atau”, untuk menghubungkan kedua dunia yang seolah tolak-menolak tapi sesungguhnya tarik-menarik itu. Buku ini enak dibaca sejauh kita tidak bertanya “kapan, di mana, oleh siapa”, karena ini “bukan pertanyaan yang pantas diajukan”, mengutip kata-kata Radhar.
***
 
*) Manneke Budiman-dosen Fakultas Sastra UI. http://sastra-indonesia.com/2010/11/kebenaran-dan-dusta-dalam-radhar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Anzieb A. Khoirul Anam A. Muhaimin Iskandar A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho A.H. J Khuzaini A.S Laksana Aa Sudirman Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Achiar M Permana Addi Mawahibun Idhom Adhi Pandoyo Adi W. Gunawan Afrion Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Buchori Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wahyudi Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Baso Ahmad Dahri Ahmad Farid Yahya Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Munjin Ahmad Naufel Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadul Faqih Mahfudz Ahmadun Yosi Herfanda Akhlis Purnomo Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Albert Camus Alfathri Adlin Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Alimuddin Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andik Suprihartono Andri Awan Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ari Welianto Arief Rachman Hakim Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Asarpin Asep Dudinov Ar Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Bahrum Rangkuti Beni Setia Benni Setiawan Benny Benke Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonardo Maulana Wahono Bre Redana Budi Darma Budiman Hakim Buku Bung Hatta Bustan Basir Maras Butet Kertaredjasa Candrakirana Capres Cawapres 2019 Catatan Cerpen Chairil Anwar CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahlan Iskan Dahlan Kong Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Satika Dian R. Basuki Dian Sukarno Dian Tri Lestari Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodit Setiawan Santoso Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Darmawan Doris Lessing Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Edisi Khusus Edy A Effendi Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Eko Prasetyo Eko Tunas Ekwan Wiratno el-Ha Abdillah Enny Arrow Erdogan Esai Esthi Maharani Estiana Arifin Evi Melyati F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahri Salam Faisal Kamandobat Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Forum Santri Nasional Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galeri Sonobudoyo Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohammad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun el-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Gus Dur Gusti Eka Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Halim HD Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamzah al-Fansuri Hari Puisi Indonesia (HPI) Harris Maulana Hasan Basri Hasnan Bachtiar Herry Fitriadi Herta Muller Heru Kurniawan Hesti Sartika Hilmi Abedillah Hudan Hidayat IAI TABAH Ibnu Wahyudi Idrus Efendi Ignas Kleden Iis Narahmalia Imam Jazuli Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Inung As Irfan Afifi Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iwan Simatupang Jafar Fakhrurozi Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat Jawa dan Islam JJ. Kusni Jo Batara Surya Joni Ariadinata Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastra K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kadjie MM Kalis Mardiasih Kanti W. Janis Karang Taruna Kedungrejo Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kedungrejo Muncar Banyuwangi Kemah Budaya Panturan (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kitab Kelamin Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Buana Kasih Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Selapan Sastra Kopi Bubuk Mbok Djum Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Launching Buku Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Linda S Priyatna Literasi Liza Wahyuninto Lona Olavia Lukisan Lukman Santoso Az M. Faizi M. Lutfi M. Raudah Jambak M.D. Atmaja Maduretna Menali Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maimun Zubair Maiyah Banyuwangi Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Sitohang Mario Vargas Llosa Marsel Robot Mas Garendi Mashuri Massayu Masuki M. Astro Max Arifin Media Seputar Indonesia Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mianto Nugroho Agung Mien Uno Miftachur Rozak Mihar Harahap Mochtar Lubis Moh. Husen Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Syafari Firdaus Mohamad Sobary Mohammad Rokib Mohammad Wildan Motinggo Busye Muafiqul Khalid MD Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Alimudin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yunus Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Munawir Aziz Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Ndix Endik Nenden Lilis A Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ninin Damayanti NKRI Nur Taufik Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Obrolan Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Palestina Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawon Seni PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Pendidikan Penerbit Pelangi Sastra Pengajian Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Pungkit Wijaya Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) Pustaka LaBRAK Putu Fajar Arcana R Giryadi R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Nur Hakim Rani R. Moediarta Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Syaldo Remy Sylado Rendy Adrikni Sadikin Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1991-1992 Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rimbun Natamarga Rinto Andriono Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Romel Masykuri Nur Arifin Ronny Agustinus Rosi Rosihan Anwar Rosmawaty Harahap Roy Kusuma Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sainul Hermawan Sajak Salman Faris Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sasti Gotama Saut Situmorang Saya Sayyid Muhammad Hadi Assegaf Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Joko Suyono Setia Budhi Shiny.ane el’poesya Shofa As-Syadzili Sholihul Huda Shulhan Hadi Sihar Ramses Simatupang Siti Aisyatul Adawiyah Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunardian Wirodono Sunlie Thomas Alexander Sunoto Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Taman Ismail Marzuki Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Afandi Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tere Liye Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono TS Pinang Tsani Fanie Tulus S Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Untung Wahyudi Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Widie Nurmahmudy Yanuar Widodo Yanusa Nugroho Yerusalem Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yoks Kalachakra Yonathan Rahardjo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zuhdi Swt Zulfikar Akbar